Part 57

25 3 0
                                    


Hening.

Pagi-pagi begini perpustakaan masih sepi pengunjung siswa-siswi sekolah ini.

"Dia duduk dimana ya?" ujar khanza berjalan memasuki perpustakaan.

Akan berjalan perlahan di belakang Khanza, mengikuti arah langkah gadis itu berjalan. Ia menutup pintu perpustakaan dengan sangat hati-hati.

'Blug'

Khanza menoleh mendengar suara itu. Ia menganga, kenapa pintunya di tutup! Jangan-jangan benar dia akan menyakiti khanza.

"Lo, Arkan! Kenapa harus ditutup?" panik khanza.

Akan dengan santai nya melangkah menghampiri Khanza.

"Gapapa, biar seru aja."

Seru? Khanza terheran, belum lagi jantungnya berdebar begitu cepat saking takutnya. Tapi ia ingin tetap terlihat tenang saja.

"Jangan macem-macem lo!" ujar khanza memperingati.

"L-lo mau ngasih apa?" tanya khanza takut.

Arkan tersenyum licik "menurut lo." ujarnya semakin mendekati khanza.

Khanza semakin gentar dan takut "gue teriak sekarang!" lirih khanza gemetar.

Arkan menatapnya miring "dasar cewek iblis!" cibirnya lalu mengangkat tangan dan menarik rambut khanza.

Ia tersenyum senang sekarang "ini yang lo lakuin sama adek gue kan!" ucapannya benar-benar menyeramkan.

Khanza histeris dan merintih "aaa!" pekiknya.

Karena semakin kencang jambakan Arkan di rambut nya ia menendang pria itu kencang hingga tersungkur di lantai dan menubruk lemari buku disana.

"Brengsek!! BERANINYA LO ACAK-ACAK RAMBUT GUE!!! ARGH.." Teriak khanza kencang dan menimpa pria itu sambil terus memberikan pukulan di seluruh tubuhnya.

"Aaaaaaa.." teriaknya khanza saking kesalnya.

"Brengsek lo, Banci!?" teriaknya.

Semua orang berkumpul di luar perpustakaan melihat apa yang terjadi di dalam.

Bobby membulatkan matanya melihat Khanza didalam sana sedang menyerang seseorang dengan ribuan pukulan kecil.

Ia pun membuka pintu perpustakaan dan menghampiri keduanya yang sedang bertengkar.

"Khanza!" teriak Bobby.

Khanza menoleh dan langsung merengek "Abang!?" teriaknya kesal.

"Rambut lo kenapa?" tanya Bobby tak percaya, apalagi gadis itu acak-acakan sekali.

Khanza menangis getir dan berlari menghampiri Bobby.

"Dia jambak gue!" lirihnya takut.

"Apa??" Bobby membulatkan matanya lagi.

Ia mengepalkan tangannya kuat "Bangsat! Bangun lo anjing!!" teriaknya menarik kerah Arkan yang malah menatap Bobby nyalang.

Bobby langsung meninju nya tanpa berfikir terlebih dahulu.

Rara, Silva, Felly dan juga Fikri menganga melihat kondisi khanza yang sangat buruk. Gadis itu tak berhenti menangis karena takut.

"Za, ada apa?" tanya Felly khawatir.

Khanza tak menjawab, melainkan ia langsung memeluk Felly dan menangis sesenggukan.

June yang melihat khanza menangis langsung menghampiri gadis itu.

"Fell, kenapa?"

Felly menggeleng, sedangkan Bobby masih terus menghajar Arkan namun anehnya pria gila itu tak melawan sama sekali.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang