Part 59

22 4 0
                                    

Pria berperawakan tinggi, alis tebal hidung mancung matanya yang tajam juga bibir tipisnya dan rahangnya yang tegas membuatnya banyak dilirik setiap wanita yang masuk ke dalam cafe ini.

Ia melepas kacamatanya yang membuat nya semakin terlihat dua kali lipat lebih tampan.

"Gue harap lo dateng hari ini." ujarnya menatap Foto Jihan di dalam ponselnya.

Datanglah Jihan duduk di hadapannya dan menatapnya datar.

"Akhiri semuanya sekarang!" sarkasnya tanpa basa-basi.

Pria itu tersenyum lembut padanya "hai, aku baru pesenin cake kesukaan kamu." ujarnya tanpa peduli dengan kekesalan gadis di hadapannya.

"Jangan buang waktu gue." tukas Jihan tajam.

Pria itu sama sekali tak merasakan kemarahan gadis ini.

"Jihan, berapa lama kamu bertahan?" tanya nya kemudian.

Jihan menatapnya tak suka kemudian membuang muka dan tak ingin menjawab pertanyaan bodoh pria itu.

"Kalian gak akan bertahan lama selama ada gue!" ujar pria itu lagi dengan smirk khas dirinya.

Ini yang Jihan malas, banyak sekali basa-basi dengan pria gila ini. Ia bahkan muak dengan seribu alasan disetiap ucapannya.

"Tapi perekat itu gak mudah luntur selama gue bisa bertahan."

Pria itu mulai menatap nya tajam "Kenapa lo gak pernah mau dengerin gue?"

"Cih, lo siapa?" cibir Jihan.

"Ji, gue bisa aja lakuin apapun buat dapetin lo lagi. Tapi gue tulus sayang sama lo!"

"Apa yang membuat Bobby benci sama Sodara lo?" itu pertanyaan yang sejak lama ingin ia tanyakan.

Pria itu tersenyum miring "buat apa lo tanya tentang Farid?"

"Gue gak butuh apapun, gue cuma mau jawaban singkat lo."

"Khanza!" ucapnya.

Jihan mulai menatap nya heran "Khanza? Apa hubungannya sama Khanza?"

"Lo bilang jawaban singkat, itu jawaban singkatnya."

Jihan mulai berfikir jadi selama ini Bobby selalu marah hanya karena Khanza? Benar saja ia terlalu baik, jika saja ia sadar sejak dulu Bobby memang memiliki perasaan lebih pada gadis yang dianggap adiknya itu.

"Ada yang lain?" tanya pria itu.

Jihan masih tak menyangka, jika selama ini ia hanya mencintai sendiri. Itulah mengapa sejak awal Bobby selalu memprioritaskan Khanza.

Melihat wajah Jihan yang berubah memeah padam seperti menahan emosi. Pria itu melambaikan tangannya.

"Jihan!" panggil nya.

Jihan menoleh "lo tau ini sejak lama?"

Pria itu mengangguk "lama. Tapi apa hubungannya sama Bobby?"

"Selama ini Bobby cinta sama Khanza, tapi dia gak mau menyadari perasaan nya." gumamnya tak menyangka.

Pria itu terheran, apa? Kenapa jadi perasaan Bobby pada Khanza, yang ia maksud adalah hubungan antara Khanza dan Farid yang membuat Bobby murka.

"Enggak maksud gue-"

"Cukup, makasih jawaban singkat lo." ujar Jihan kemudian pergi meninggalkan pria itu.

Jihan salah paham, bukan itu maksudnya, apa ini akan menjadi masalah diantara Bobby dan Jihan? Tapi jika ini menguntungkan, kenapa tidak. Dia akan membiarkan ini.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang