Part 74 [Lombok]

10 2 0
                                    

Setelah melewati malam yang begitu menakutkan, keesokan harinya..

Seorang wanita paruh baya yang memiliki wajah yang cantik nan awet muda ini siap mengajar anak-anak olahraga dengan baik.

***

Di penginapan Zayland dan kawan-kawan, terlihat banyak sekali bekas minuman dan makanan berserakan di atas meja, bukan hanya itu melainkan makanan sisa pun penuh didalam tong sampah yang sudah menumpuk karena tidak muat sepertinya.

Jika para gadis ada disini, mereka pasti akan geleng-geleng akibat suasana yang menjijikkan dan pencemaran buruk untuk penglihatan normal mereka.

Mereka tidur terpisah, diruang tamu kecil ini terdapat Zayland dan June yang masih tertidur pulas.

Sedangkan Bobby, ia baru saja selesai mandi dan sedang bercermin melihat cahaya yang ia pancarkan didepan cermin.

"Wahh, gue ganteng juga!" Ujarnya dengan percaya diri.

Lain halnya dengan Bian, pria tangguh ini memulai paginya dengan pushup meski wajahnya masih tampak mengantuk.

Layaknya atlet ia melakukan nya dengan sangat handal, bahkan ia memamerkan tubuhnya dengan membuka baju tidur nya itu dan sisa menelanjangkan dada dan perutnya. Dia sangat percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang proposional dan atletis, pantas saja ia dengan percaya diri berdiri di tengah laut sambil merentangkan tangannya didepan para gadis dengan pakaian yang basah kuyup kalau itu.

...

Sedangkan di penginapan yang ditempati Felly dan kawan-kawan, mereka sangat rajin dengan kerapihan kamar masing-masing.

Rara sepagi ini sedang sibuk dengan rambutnya, ia mencatok rambutnya dengan hati-hati. Lalu ia menceploskan rambutnya asal.

Tiba-tiba Felly datang mengganggu nya dengan imut.

"Aneh lo fel!" Ujar Rara sambil terkekeh, mungkin Felly sedang bahagia.

Felly melihat Rara dari cermin.

"Menurut lo gue pake poni jangan?" Tanya Rara.

"Hmm yes, gue rasa lebih suka liat lo pake poni. Mungkin karena terbiasa juga." Ujarnya kembali dengan raut wajah dingin dan tanpa ekspresi.

"Yang bener fel?" Tanya nya lagi.

"Iya."

Lalu tiba-tiba yang lain ikut masuk karena penasaran.

"Wahh, Rara dandan nih.. " Ujar Luna.

"Iya tumben banget ibu!" Ledek Khanza.

"Apasih, kalian ngapain disini?" Ujar Rara malas.

"Aish, kenapa semuanya kesini?" Ujar Felly risih karena ruangan kecil ini jadi penuh dan sesak.

_._._._._._

Dika sibuk mengeringkan rambutnya yang masih basah.

Bian siap dengan seragam olahraga nya, meski ia cukup malas untuk hari ini.

Lain halnya lagi dengan para gadis, mereka sudah siap dan cantik. Bahkan Yova sangat antusias dengan hari ini.

"Heh, lo gausah ganjen deh. Emang cuma lo doang yang keganjenan, jijik tau gak!" Ujar Rara malas.

"Ra.." Tegur Khanza

"Kenapa? Gue gak salah kan?" Timpalnya kesal.

"Gue males disini. Caper!" Sindirnya pada Yova yang hanya menunduk.

Kemudian Rara pergi begitu saja.

-
-

Tiba-tiba peluit dari pak Choki terdengar nyaring.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang