Part 52

36 5 0
                                    

"Cukup, gaada pengulangan. Pergi dari sini."

°°°

Yohan pun meninggalkan Felly, ia tau gadis ini butuh waktu untuk sendiri.

"Jangan lupa makan!" ingat nya mengusap puncak kepala gadis itu yang membuang muka.

Setelah perginya Yohan, felly merasa bersalah seseorang tau kondisinya tapi dirinya malah mengusir orang itu. Tapi tidak, ia tak mau menjadi gadis paling buruk lagi.

***

Khanza sedang makan di kantin rumah sakit ditemani Rata dan zayland yang baru saja tiba.

"Apa alasan lo bolos sama felly?" tajam Zayland.

Rara mencoba menenangkan Zayland agar tidak berlebihan.

"Bokap lo gatau ini kan?" tanya rara lembut.

Jhanza terkejut dari mana Rara tau ayahnya pulang, jangan sampai sepupunya ini mengadu jika tadi ia membolos.

"L-lo tau darimana bokap gue pulang?" kaku nya.

"Tadi gue sama bang zay sempet pulang dulu kerumah lo, tau nya gue liat bokap lo lagi ngerjain kerjaan kantornya di rumah." jelas Rara.

Khanza langsung merubah raut wajahnya "jangan aduin gue ya!" pintanya sambil menggengge lengan Rara.

Rara memutar bolamatanya malas "Tapi kayanya gue aduin aja deh." ujarnya.

Zayland mengangguk "iya biar lo kapok."

"Jangan dong! Please.." rengeknya.

Rara terbahak melihat wajah khanza yang sangat lucu, ia tampak takut sekali.

"Aelah, gitu aja takut lo.. Hahaha" pecah sekali tawanya.

"Ra.." tegur zayland mengingat ini adalah rumah sakit.

Rara langsung menutup mulutnya namun tak berhenti tertawa meski hanya terkikik.

"Ih nyebelin banget tau gak,." kesal khanza.

"Terus lo gak balik?"

"Enggak lagian udah bilang kok sama papih, gue baliknya nanti kalo bang bobby ada temen."

"Nah karena sekarang ada gue sama zayland, so lo balik aja sekarang!" usul Rara.

"Iya sekalian bibit bunga yang gue minta lo simpen baik-baik, nanti gue bawa balik."

"Iya juga ya, ada bunga baru nih pasti."

"Apa bagusnya si bunga?"

"Bagus lah ra, bunga itu indah. Kita bisa menikmati banyak hal dari bunga, dan setiap bunga itu punya makna sendiri." jelas khanza.

"Masa!?"

Khanza menggeplak lengan Rara "ngeselin banget si lo!"

Rara sendiri hanya cengengesan tak jelas.

"Udah cepet sana balik, jagain pesanan gue!"

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang