Part 60

32 6 0
                                    

Tak terasa ini adalah H-2 menuju tour sekolah, hari semua siswa kelas sebelas mulai benar-benar mempersiapkan semua perlengkapan untuk tour sekolah selama 1 minggu di kota Lombok.

Silva masih tak mau banyak bicara dengan Felly, padahal Felly mencoba untuk menjelaskan tentang dirinya dan Bian.

Khanza sibuk sekali mencari ini-itu untuk dibawanya nanti.

"Yeey, gue seneng banget.. Pesenan gue udah sampe rumah!" pekik Khanza senang.

Mereka semua menutup telinga karena teriakan Khanza yang begitu heboh sambil meloncat-loncat girang.

"Aduh bocil banget sih lu!" kesal Diaz malas.

"Bodo! Wlee.." ujarnya menjulurkan lidahnya meledek.

Nanad dan Rahmi menghampiri meja mereka.

"Haduh, lo tuh norak banget sih.. Ini cuma tour sekolah, dan perlu lo tau semua terganggu sama teriakan lo." cibirnya.

Khanza menatap nya tajam "Aelah, iri kan lo sama gue. Lagian gue itu siapin semuanya bukan cuma buat gue, tapi buat banyak orang." ujarnya menantang.

"Halah, emang duit lo berapa si?" ledek Rahmi merendahkan.

"Mau gue berapa kek, itu gak harus gue umbar. Yang jelas gue mampu bahagia kan banyak orang, dan itu gak harus sesuatu yang mahal." ujar Khanza membalikkan perkataan Rahmi.

Rahmi sendiri menghentakkan kakinya kesal. Nanad juga menatapnya sinis "awas aja lo." setelah itu mereka pun pergi.

Khanza langsung menatap Felly sumringah "Fell, ngunep rumah Silva yuk! Sekalian bahas persiapan tour udah sampe mana aja."

Belum sempat Felly mengangguk Silva sudah menolak cepat.

"Enggak enggak, gue gamau dia nginep." ujarnya kesal.

"Ih bo, gapapa kali biar seru kita bahasnya kan barengan." ucap Khanza meyakinkan.

Karena ucapan Khanza ada benarnya ia pun mengangguk setuju.

"Ya udah, tapi dia tidur dibawah. Kasur gue gak cukup buat banyak orang."

Khanza menganga "ih lo gak sopan banget sama tamu, gak baik tau!" ledek Khanza.

"Apaan sih, ya terserah gue dong.. Itu rumah gue ya aturan gue!!" tajam Silva.

Khanza cukup heran "jangan bilang lo masih marah sama Felly gara-gara Bian waktu itu?" tanya nya dengan tatapan interogasi.

Silva mencoba mengelak "enggak, emang gue gak suka aja sama dia. Sejak dia masuk sekolah ini malah."

Khanza dan Rara menggeleng tak percaya "Ya allah Bo, Felly kan cewek baik kok lo jahatin dia sih.. Ihh nanti dapet karma loh!" ucap Khanza ngasal.

Silva cukup takut mendengar ucapan Khanza "ya.. Ck, iya gue gasuka karena dia deket-deket sama Bian." pasrahnya.

Khanza menyipitkan matanya meledek "tuh kan, dengerin gue ya.. Jadi mereka itu gak sekamar kok, Bian cuma minta diobatin aja. Dia kan abis berantem sama temennya, dan kebetulan mereka tetanggaan jadi Bian minta tolong sama Felly." jelas Khanza.

Silva menatap Felly miring "bener gitu?" ujarnya sinis.

Felly memutar bola matanya malas "jadi lo gak ngomong sama gue gara-gara itu?" ujarnya.

"Gajelas lo." sinisnya malas.

Silva semakin yakin jika ucapan Khanza itu benar. Ia mulai tersenyum malu dan mendekati Felly.

"Yahh fell, gue gatau kalo ternyata lo tetangganya Bian.. Hehe, sorry yah!" ujarnya dengan nada di imut-imut kan.

Felly merasa jijik "ih geli gue, jauhan sana." usirnya.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang