Part 49

32 5 0
                                    

Mereka sampai di apartemen dengan selamat sentosa. Felly memberikan nasi gorengnya pada Bian.

"Gue rasa lo lebih butuh makan dibanding gue!" ujar Felly

Bian terkekeh gemas "lo tau aja gue butuh makan."

Felly juga hanya tersenyum simpul, Bian juga terkejut sejak kapan gadis ini menjadi pribadi yang hangat. Tapi ini menyenangkan, dibanding harus melihat raut wajahnya yang sangat menyebalkan.

"Soal Bobby?" tanya Bian.

Felly menghembuskan nafasnya gusar "Dia kecelakaan."

Ucapannya membuat Bian terkejut hebat, mengapa bisa seperti itu? Apa ini ada hubungannya dengan surat itu?, dia dibuat bingung oleh kejadian hari ini.

"Gimana kondisinya?"

"Membaik, tapi harus dirawat selama tiga hari." ujarnya berbalik menghadap Bian.

Kebetulan mereka sudah sampai di depan kamar masing-masing.

"Thanks, besok gue gabawa mobil. Bisa nebeng motor lo?" ujar Felly.

Bian mengangguk, jelas bisa. Felly gadis yang unik jadi mana mungkin ia menyia-nyiakan kesempatan untuk lebih dekat dengan gadis ini.

Felly juga tersenyum, sangat hangat. Ini benar-benar tak biasa. Rasanya hati Bian sangat terenyuh melihat senyum manisnya.

"Oh iya, ajak temen lo. Nanti malem kesini, gue masak banyak sore ini." ujar felly

Bian tersenyum lagi sambil mengangguk "emm yeah, nanti gue ajak dia!"

Felly pun memasuki kamarnya dan melambaikan tangan sebelum masuk.

Bian tersenyum tipis, gadis itu memang unik. Baru kali ini melihat nya memamerkan senyum semanis itu.

***

Khanza membantu Bobby untuk makan, Bobby terus merengek tak suka dengan makanan rumah sakit.

"Gue mau buah aja deh!" kesalnya.

Khanza mencibir "lo tuh kalo sakit ngerepotin banget sih, bisa gak sekali aja nurut. Cepet membaik maka akan membaik pula duit lo!"

Bobby menoyor kepalanya "duit aja terus lo pikirin."

"Hahaha, iya lah. Karena duit lo gue jadi kaya sekarang." pamer khanza yang bangga akan kecantikan dirinya.

Bobby memutar bolamatanya "tapi karena duit juga, gue kaya gini."

Mood khanza berubah lagi "maafin gue, itukan karena gue gasuka lo masih gabung sama mereka. Mereka itu buruk bang!"

Bobby mengacak rambut khanza "mereka gak seburuk yang lo liat. Seburuk apapun mereka, masih tau batasan."

Khanza mulai malas, mengapa Jihan bisa betah sekali dengan Bobby. Sangat keras kepala dan sulit diarahkan. Dan itu sangat menyebalkan.

"Ya terserah lo deh, intinya sekarang lo makan ini sampe abis!" ujarnya sambil berusaha menyuapi Bobby lagi.

Bobby bergidik tak mau db menutup mulutnya dengan ponsel.

"Bang!" pekik khanza kesal.

...

Berbagai macam masakan kini tersedia di meja makan felly, gadis itu membuat berbagai macam jenis makanan. Ia akan mengundang tetangganya untuk maka disini, ia fikir setidaknya ia berbaik hati untuk hari ini.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang