Banyak siswa berkerumun sedang menyaksikan perkelahian dua pria di warung tongkrongan para berandalan sekolah.
"Ya ampun, tolong dong!!" teriak Silva heboh karena melihat keduanya adu jotos tak ada yang berani menghentikan mereka.
"Anjing!" umpat Bian sambil terus menghantam pria yang sudah berbaring tak berdaya bahkan tak bisa melawan lagi.
Semua siswa histeris melihat kejadian ini, pria dibawah kuasa Bian itu akan mati jika tidak ada yang menghentikannya.
"Hei, ada apa ini?!" teriak pak latif melihat banya sekali siswa berkerumun.
"Itu pak si Bian lagi berantem sama temennya sendiri." ucap salah satu siswa.
"Apa? Haduh dia lagi.." Pak latif tak habis fikir dengan ulah Bian dan mencoba menerobos ke dalam kerumunan untuk melihat kejadian.
Pak latif takut sendiri melihatnya, bahkan ia sempat menelan mudahnya karena melihat tragisnya dan ganasnya Bian sekarang.
"Waduh ini gimana misahinnya!" gumamnya bergidik ngeri.
Khanza dan ikhsan melotot melihat kejadian dihadapan nya.
"Chan pisahin sana, kasian delvano!" ujar khanza mendorong-dorong bahu ikhsan.
Ikhsan sendiri tak mau ikut campur, apa-apaan ini bukan urusannya.
"Chan cepetan!" teriak khanza heboh saking takutnya.
"Berisik! Itu ada guru kok, ngapain gue ikutan." ucapnya tanpa khawatir sedikitpun.
Khanza mendengus sebal, pria ini hanya peduli pada gamenya saja.
Ia melihat sekeliling dan disana ia melihat Silva sedang menangis meminta untuk memisahkan keduanya.
"Tolong pisahin!" lirihnya sambil tersedu-sedu.
Khanza pun menerobos untuk menghampiri Silva.
"Ting, lo jangan nangis dong! Cupu banget si.."
Silva sendiri malah sesenggukan saking takutnya "itu Bian za.." lirihnya lagi.
Khanza hanya mengangguk "udah lah, dari tadi gue nyari orang buat misahin gaada yang mau.. Palingan si delvano mati." ujar khanza asal.
Silva melotot "lo gila ya, kalo si delvamo mati.. Bian bisa masuk penjara!" pekiknya kesal.
"Biarin aja,. Bodoamat!"
Sedangkan Bian masih menatap Delvano dengan sorot tajamnya, Delvano sendiri malah menantang dengan senyum iblisnya.
"Bunuh aja gie sekarang!" ucap Delvano berbisik.
Ucapan nya seakan menyadarkan Bian dari kekalutannya, Bian berdiri dan menjauhi kerumunan dengan fikiran kemana-mana.
Semuanya diam dan hening saat melihat Bian pergi begitu saja.
"Lah ngapa tu anak?" heran khanza.
Silva langsung berlari untuk menyusul Bian, khanza membulatkan matanya terkejut sekaligus khawatir takut akan terjadi hal buruk jika Silva menyusul pria gila itu.
"Silva!" teriaknya kemudian mengejar gadis itu.
Delvano hanya menatap miris nasibnya sekarang, dirinya benar-benar tak bisa melakukan apapun. Pak hakim menyuruh beberapa siswa untuk membawanya ke UKS.
***
Felly baru saja membersihkan dirinya, ia merasa lebih baik sekarang. Tapi sayang sekali ia tak bisa masuk sekolah karena kondisinya sejak kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE
Teen FictionCerita ini diambil dari kisah seorang gadis remaja yang harus menerima anggota baru dalam keluarganya, ia harus menerima seorang kakak dan ayah yang membuat nya semakin membenci keluarga nya. FELLYSIA ADZKIA MALVINA. Gadis yang berani berubah dan...