11. ANCAMAN

2.2K 289 19
                                    

Hai semua. Ada yang nungguin aku update gak ya? Wkwk berharapnya sih ada ya walaupun enggak 😂

Ini 2000 kata 😅

Maaf gak bisa update kemarin lagi kurang sehat hihi

Monggo dibaca yes. Tombol vote juga jangan lupa di pencet. Kalau bisa komen-komenan bareng aku ya ditunggu loh 🤗

Tandain juga kalo ada typo 😊

Happy reading teman-teman, luvvv ❤

.
.
.

Selamat membaca kisah Clara ya semua :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca kisah Clara ya semua :)

Billi masih terdiam di mobil, kedua sudut bibirnya terangkat mengingat tingkah Clara yang baru saja keluar dari mobilnya dengan wajah lucunya kalau sedang ngambek. Saat ia hendak keluar dari mobil, tiba-tiba ketukan seseorang menyambar kaca mobilnya.

"Ngapain lo masih pagi, kesurupan?" Heran Billi dengan Bagas yang tiba-tiba membuat keributan di pagi hari.

"Mana Clara?" tanya Bagas.

Billi menatapnya bingung. "Kelas mungkin. Baru aja dia keluar dari mobil gue."

"Ahsyiap jadi dengerin nasihat gue nih? Gue mencium aroma bahagia di sini," goda Bagas seraya mendorong lengan Billi dengan lengan miliknya. "Eh kok malah bahas ini sih," keluh Bagas padahal dia sendirilah yang membahas hal itu.

"Kan lo sendiri yang mulai." Billi berdecak heran dengan sikap Bagas yang selalu saja aneh.

"Lo gak lihat grup angkatan sama grup sekolah?"

"Kenapa? Ada info penting?" tanya Billi acuh tak acuh. Bagas mungkin lupa kalau sahabatnya ini sangat jarang membuka grup Line maupun Whatsapp.

Bagas mengusap wajah sampai rambutnya, kemudian menunjukan sesuatu dari layar ponselnya. "Lo liat ini," ucap Bagas—sontak mata Billi terbelalak melihat apa yang sedang beredar di grup itu.

"Gila ya, gue sampe dibawah-bawah juga," ucapnya kesal, "gua lama-lama kasihan juga sama tu anak walaupun nyebelin. Belum juga sebulan di sini udah diginiin." Bagas memanas-manasi, tapi memang itulah faktanya.

Billi bergegas pergi meninggalkan Bagas yang sedang mengoceh sendirian. "Inget, jangan pake tinju yang gue ajarin," teriak Bagas kepada Billi yang sudah berlalu.

Billi sudah sangat muak mendengar suara bisik-bisik dari banyaknya murid saat dia melewati lorong demi lorong. Bahkan sampai dia tiba di kelas pun, masih dapat jelas dia dengar.

Sorot matanya kini tertuju kepada seorang cewek yang wajahnya mengeras, tampak ada banyak kepedihan dan ketakutan di dalam bola matanya itu. Iris mata cokelat Clara yang sudah berisi genangan air yang kapan saja bisa terjun bebas, bertemu dengan iris mata hitam Billi yang tampak khawatir. Seolah sedang saling lempar isyarat, Clara pun tidak bisa lagi menahan bendungan di matanya hingga luruh membasahi pipinya.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang