31. MASA LALU BILLI.

1.2K 182 4
                                    

Hai. Semoga kalian dalam keadaan baik yah.

Katanya kalau jadi pembaca jangan sider wkwk

Coba aja kasih vote dan komen kalian, siapa tahu ceritanya selesai dalam seminggu hihi
Selamat membacaa

♡♡♡

31. MASA LALU BILLI.

Hargai setiap waktu yang kita punya, jaga selagi ada. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan itu menjadi saat terakhir kita bersama seseorang.

Amanda dan Robert yang turut menemani Linda pulang, tidak bisa memberikan kekuatan mereka kepada sang putri. Langkah Clara begitu pelan, terselip ketakutan pada setiap langkah yang dia berikan. Sedang Nayla hanya berjaga di depan pintu, dia ingin memberikan Clara waktu berdua dengan Billi.

Kuatnya kini runtuh, air matanya deras luruh bersama tubuhnya yang tidak lagi mampu ditopang oleh kaki. Tempat ini menakutkan, lebih menakutkan dari pada berada dikegelapan yang paling Clara takuti.

Hatinya remuk setiap kali terdengar suara jantung Billi dari monitor di samping kasur cowok itu. Clara terus terisak saat matanya menangkap benda-benda asing yang terpasang di tubuh Billi. Clara menepuk dadanya tanpa henti, kepada siapa dirinya harus mengadu saat sebuah kata pun tak mampu lagi menggambarkan betapa hancur hatinya melihat keadaan Billi sekarang.

Clara berusaha kuat untuk berdiri, sejak Bagas membentaknya, dia sadar akan banyak hal. Saat itu juga Clara sudah berjanji kepada Billi, bahwa dirinya akan kuat.

Kalau boleh Clara memilih, dia siap menggantikan Billi untuk terbaring di kasur itu. Tangan Clara bahkan sampai bergetar melihat tubuh Billi, terbujur kaku tidak berdaya. Wajahnya lebam, tangan kanannya terpasang alat penyangga, begitu juga dengan lehernya. Sedangkan di sekujur tubuh dan wajah terpasang banyak selang dan alat. Clara tahu, alat itu menolong Billi untuk tetap hidup, dan itu yang paling membuatnya hancur.

"Hai ... Bil," ucap Clara menahan isakan.

"Ini Clara. Kamu kapan buka mata? Clara takut di sini, Bil." Tetes air mata menyusul setelahnya.

"Bangun yuk, Bil... Kapan kamu hapus air mata Clara lagi? Clara lagi nangis loh ini." Clara sangat ingin Billi menghapus air matanya kemudian mengatainya jelek, tapi itu tidak mungkin, Clara tahu itu.

Clara menyeka air matanya sendiri, seolah saat itu Billi lah yang melakukannya. "Tadi Bagas marahin Clara, orang-orang suruh Clara makan. Padahal kan Clara diet," keluhnya, "Billi jangan marah ya karena Clara gak makan. Jangan dengerin Bagas, dia itu aneh." Clara memprovokasi Billi, memberikan pembelaan agar tidak dimarahi oleh cowok itu. Berharap bahwa Billi benar-benar sedang mendengarkannya.

"Maafin Clara—" isakan kembali muncul, sangat payah, "—Billi jadi gini, semua karena Clara." Tidak, Clara tidak bisa. Rasa bersalah yang ada padanya membuat Clara tidak sanggup berlama-lama di dalam ruangan itu. Menakutkan rasanya melihat Billi dipenuhi dengan alat-alat itu, Clara tidak kuat, maafkan Clara.

Clara lantas keluar, tangan kanannya menahan mulutnya yang tercekat. Clara ingin berteriak, Clara ingin menangis sejadinya.

Nayla sudah tahu hal itu akan terjadi, dengan sigap Nayla menangkap tubuh Clara yang luruh saat dia berhasil keluar dari ruangan ICU itu. Sekarang Nayla benar-benar panik. Hanya ada para pengawal berwajah datar di situ, untunglah mereka tidak sedatar wajahnya dan membantu Nayla menggendong Clara yang jatuh pingsan. Tubuh Clara terus melemah walaupun pikirannya tidak mengijinkan itu.

***

Mobil berjalan perlahan di bawah tangan cewek yang menarik paksa Bagas, seperti seorang mama yang sedang memaksa anak gadisnya pulang main.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang