69. ORIGAMI BINTANG. CLARA PERGI?

1.2K 129 5
                                    

69. ORIGAMI BINTANG. CLARA PERGI?

Mungkin benar kata orang, bahwa cinta pertama tidak akan pernah berhasil.

-Billi

Hari ini adalah hari yang menegangkan untuk seluruh murid Permata High School, karena perjuangan mereka selama satu semester akan segera diketahui hasilnya. Dan bagi Permata High School, mereka akan memberikan penghargaan kepada para murid mereka yang berprestasi. Setiap angkatan pasti akan memiliki juara umum.

Kini baik orangtua dan juga para murid telah berkumpul di sebuah aula besar sekolah, untuk prosesi penutupan semester sekaligus dengan penyerahan hadiah bagi para murid berprestasi.

Sebenarnya tanpa perlu disebutkan pun banyak yang sudah bisa menebak siapa saja yang akan menjadi juara satu sampai tiga di setiap angkatan. Pastinya semua berasal dari kelas Binsus, seperti yang sudah-sudah.

"Baiklah, sekarang kita akan mendengarkan nama-nama siswa berprestasi yang meraih tiga besar di setiap angkatan. Ini adalah bentuk apresiasi dari sekolah kepada mereka-mereka yang mencapai nilai tertinggi, dan ini juga sebagai motivasi kepada siswa yang lain agar terus berusaha dan berjuang. Apapun hasil yang kalian terima, jangan berkecil hati, teruslah maju," ujar wakil kepala sekolah yang akan membacakan nama-nama murid berprestasi, setelah beberapa sambutan oleh para pimpinan tadi.

"Wah, bidadari-bidadari kelas sepuluh idaman banget. Udah cantik, pinter-pinter lagi," ujar Bagas dari tempat duduknya saat nama-nama murid kelas sepuluh yang menjadi tiga besar di angkatan mereka maju ke depan.

"Lo gak bosen maju terus?" cercah Bagas seraya menyenggol lengan Billi yang hanya diam di sampingnya.

"Bosen," balas Billi dingin.

Bagas langsung menatap tajam Billi. "Dih, si anjir."

"Juara tiga umum untuk kelas 11, Bakti Wiyata dengan nilai rata-rata 97,65."

"97? Fix kalian bukan manusia!" gerutu Bagas dari tempatnya.

"Juara dua umum, Cristo Adiwijaya dengan nilai rata-rata 98,50."

"Wohoooow sohib gue," teriak Bagas refleks dan lantas menutup mulutnya dengan tangan. Kemudian mendorong Billi agar maju ke depan.

"Dan untuk juara pertama ada dua orang dengan nilai rata-rata yang sama. Nayla Alula Tanjung dan Yamamoto Clara, dengan nilai rata-rata 99,85."

Semua mata langsung membelalak disusul tepuk tangan yang meriah. Bagaimana bisa keduanya bahkan memiliki nilai yang titik komanya sama. Dan nilai mereka berdua mendekati sempurna.

Saat Nayla maju ke depan podium, banyak yang mulai berbisik karena satu orang lagi tak kunjung maju. Mereka pun mulai membicarakan tentang kejadian yang terjadi di sekolah ini, terutama terhadap murid yang bernama Clara. Korban pembulian yang ternyata berprestasi.

"Clara gak datang?" tanya Billi kepada Nayla yang berada di sampingnya, dibalas gelengan dari cewek itu.

Nama-nama siswa kelas dua belas pun selesai dibacakan, kini giliran pengumuman juara umum dari seluruh murid. Sudah bisa ditebak siapa saja tiga besar di antara siswa-siswa berprestasi ini.

"Beri tepuk tangan yang meriah kepada juara satu umum seluruh angkatan kita, Nayla Alula Tanjung dan Yamamoto Clara dari kelas 11 Binsus."

Tepuk tangan yang sangat meriah langsung bergema di seluruh aula itu. Terdengar juga sorakan dari murid-murid kelas 11 Binsus yang ikut bangga dengan prestasi teman kelas mereka. Karena secara tidak langsung, Clara dan Nayla mengangkat derajat kelas mereka semakin tinggi dan tidak diragukan lagi prestasinya. Sedangkan untuk juara tiga umum berasal dari kelas 10, dan juara dua umum berasal dari kelas 12.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang