17. MENEPI

1.5K 223 12
                                    

Satu vote dan komen dari kalian sangat berarti banget buat aku :) dukung aku dengan vote komen kalian ya 🥰❤

Happy reading teman-teman :)

.
.
.

Kau yang pernah
Singgah disini

Dan cerita yang dulu
Kau ingatkan kembali
Tak mampu aku
Tuk mengenang lagi
Biarlah kenangan kita
Pupus di hati

Tak ada waktu kembali
Untuk mengulang lagi
Mengenang dirimu diawal dulu

Ku tahu dirimu dulu
Hanya meluangkan waktu
Sekedar melepas kisah sedihmu

Mencintai dalam sepi
Dan rasa sabar mana lagi
Yang harus kupendam dalam
Mengagumi dirimu

Melihatmu genggam tangannya
Nyaman didalam pelukannya
Yang mampu membuatku
Tersadar dan sedikit menepi

● Menepi - Ngatmombilung

♡♡♡

Mentari memancarkan panas begitu terik pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari memancarkan panas begitu terik pagi ini. Harusnya mereka bisa menggunakan lapangan olahraga indoor milik sekolah sekelas Permata School ini. Namun selama hampir satu bulan ini, mereka belum diijinkan menggunakan lapangan indoor. Karena sekolah sedang mempersiapkan gedung itu untuk perlombaan basket antar SMA/SMK se-jakarta.

Clara menengadah ke atas, mata sipit miliknya semakin sipit lagi karena dia mencoba melihat matahari yang bersinar begitu terang.

"Nay, panas banget ya hari ini," kata Clara sembari mengibaskan tangannya untuk memberikan sedikit saja angin ke tubuhnya.

"Kulit putih lo makin bersinar, Ra," sahut Nayla mengganti topik pembicaraan.

Clara sempat tersipu, tapi panas hari ini serasa menusuk sampai ke tulang-tulangnya membuat Clara malas menanggapi candaan dari Nayla.

Tidak hanya Clara, tapi semua siswa yang saat itu sedang berdiri sambil melakukan pemanasan juga merasakan hal yang sama. Panas membakar ini sungguh menyiksa.

"Silau banget astaga," ucap salah satu murid.

"Iya nih, Pakur kagak pake topi lagi. Gak tahu apa kita jadi makin panas gegara mataharinya jadi nambah satu," sambung murid lainnya dan disambut tawa oleh beberapa murid yang turut mendengar.

"Anak-anak jangan berisik! Kita lagi pemanasan, jangan sampai urat-urat kalian jadi bermasalah karena main-main saat pemanasan." Teguran Pak Kurniawan segera menghentikan tawa mereka.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang