13. HARUSNYA AKU

1.9K 261 29
                                    

Hai teman-teman aku update lagi nih.

Updatenya 2000 kata lagi ya ini hehe

Oh ya. Satu vote dan komen dari kalian sangat berarti banget buat aku :) dukung aku dengan vote komen kalian ya 🥰❤

Tapi apapun itu, aku akan tetap update sebisa mungkin tiap hari.

Happy reading teman-teman :)

.
.

Kemarin engkau masih ada di sini
Bersamaku menikmati rasa ini
Berharap semua takkan pernah berakhir
Bersamamu
Bersamamu

Kemarin dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu merasakan ini semua
Melewati hitam-putih hidup ini
Bersamamu
Bersamamu

☆ Kemarin - Seventeen

♡♡♡

"Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia, harusnya aku yang kau pil-" Sedang asiknya bernyanyi, Billi malah memotong nyanyian yang sama sekali jauh dari merdu itu.

"Lo bisa gak nyanyi lagu lain? Udah 10 kali lo ngulang itu mulu," protes Billi, rasanya lagu itu akan segera dia hafal. "Gak usah nyanyi juga lebih bagus. Suara lo gak layak didenger!" Billi kemudian langsung mengganti playlist musik yang sedari tadi dipegang kendali oleh Bagas.

"Gue kan nyanyi bukan buat ikut lomba. Kan gue nyanyi buat ngungkapin isi hati lo," ujarnya, "lo tuh harus berterima kasih, kan udah gue wakilin isi hati lo," ejek Bagas yang langsung mendapat dorongan cukup kuat di kepalanya hingga ia pun tersentak.

"Kalo gue punya lem di mobil udah lama gue lakban mulut lo!" tandas Billi.

Bagas terkekeh. "Pantes aja ya tadi lo baik banget pengen jemput gue."

"Ke rumah gue bentar," ucap Billi yang tengah mengarahkan mobilnya masuk ke dalam kompleks perumahannya.

"Ngapain? Lo mau kenalin gue sebagai pacar lo ke bunda? Lo jadi gila gara-gara cewek?" tanya Bagas dengan wajah yang dibuat-buat prihatin.

Billi berdecak heran, satu kali lagi sahabatnya ini mengoceh, bisa-bisa dia akan di tendang paksa dari mobil Billi.

"Lo tunggu bentar, gue cuman ngambil baju ganti. Setelah itu baru gue bawah lo ke rumah sakit jiwa!"

Billi berlalu meninggalkan Bagas yang tengah mengelus dadanya karena akan segera di bawah ke rumah sakit jiwa oleh sahabat sendiri.

"Tega kamu mas, tega!" gerutuh Bagas terhadap Billi.

Sementara menunggu Billi, Bagas melihat Clara yang tengah berjalan menyusuri jalan menuju ke arah rumahnya. Bukannya tuh anak dianterin Dean? Dapat Bagas lihat wajah Clara yang ditekuk lurus, menyimpan banyak tanya dan tanda.

"Eh sob, tadi gue lihat-" Mata Bagas membulat saat melihat tas yang dibawah Billi, tas yang biasa dia gunakan untuk menyimpan perlengkapan boxing. "Lo ke rumah gue pengen boxing?" tanya Bagas memastikan hal yang sudah jelas jawabannya.

"Udah tahu nanya."

"Gue capek banget sumpah." Cowok itu menunjukan wajah memelasnya seraya mengangkat kedua tangan pertanda menyerah. "Mending kita nongki-nongki aja, gimana?"

Bukannya menanggapi permintaan Bagas, Billi malah segera memutar balik mobilnya sangat siap menuju ke rumah Bagas.

"Gini nih laki kalo lagi galau!" protes Bagas tidak terima waktu tidurnya terganggu.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang