59. SAYAP PELINDUNG

737 126 22
                                    

59. SAYAP PELINDUNG

Di dunia yang terlalu kejam untukku, semesta masih berbaik hati mengirimkan sayap-sayap pelingung dalam hidupku. Sayap pelindung yang akan membantuku terbang tinggi, ketika dunia terus membuatku jatuh terkapar.

Sebuah tas merah muda berada di tangannya, Billi keluar dari kelas XI Binsus. Tapi tiba-tiba langkahnya dicegat oleh seseorang. Billi langsung menatap orang itu tanpa ekspresi apapun.

Mendapat tatapan seperti itu membuat Ketrin bahkan kesulitan menelan salivanya. "Bil, gu-gue mau ngomong sesuatu," ucap Ketrin sedikit terbata.

"Apa?" jawab Billi dingin.

"Ehm—"

"Kalo gak penting, permisi, gue pergi dulu." Billi tidak ingin berlama-lama, dia harus segera mengantar Clara pulang ke rumahnya. Nayla dan Clara sedang menunggunya di mobil.

"Ini tentang Clara."

Seketika langkah Billi terhenti mendengar nama itu.

"Ada apa lagi? Bukannya lo harusnya sekarang di ruangan BK?" Apapun yang menyangkut Clara, selalu berhasil membuat Billi penasaran.

Ketrin menunduk, sambil menghela napas panjang. Dia bersiap menceritakan semua kebenaran, yang mungkin tidak diketahui Billi sebelumnya.

"Gue tahu, beberapa hari belakangan ini lo lagi kebingungan nyari cctv kelas dan cctv depan pintu toilet kan?"

Billi langsung memelotot mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Ketrin. Bagaimana cewek ini bisa mengetahui sesuatu yang hanya antara dia dan Bu Ratna saja.

"Gak usah basa-basi. Lo tahu darimana dan mau lo sebenarnya apa?" tanya Billi langsung ke intinya. Memang cowok kutub ini paling anti basa-basi. Padahal kalau kata Bagas, biar lebih dramatis gitu.

"Walaupun lo nungguin Pak Haris masuk hari ini, lo gak akan bisa dapat rekaman cctv itu," lontar Ketrin. Tentu Billi makin penasaran dan tidak mengerti dengan apa mau cewek di depannya ini.

Untunglah Billi selalu bisa mengontrol emosinya, walaupun sekarang dia sedang mengeratkan gigi-giginya. "Gue pastiin, rekaman itu bisa gue dapatkan," tukas Billi.

"Gak bisa, Bil. Sabrina udah hapus rekaman itu waktu Pak Haris cuti sakit," ucap Ketrin sedikit meninggikan suaranya. "Sebenarnya ada banyak rekaman yang gak lo ketahui—"

"Langsung ke intinya aja, gue gak suka basa-basi," sela Billi memotong kalimat Ketrin. Mendengar hal itu membuat darah Billi makin mendidih. Apa maksudnya dari kalimat banyak rekaman? Apakah itu artinya mereka telah menyiksa Clara berkali-kali? Billi harus memijat lehernya, dia tidak ingin bicara dengan emosi sekarang.

"Tapi sebelum Sabrina nyelinap masuk dan hapus rekaman itu, gue pergi ke sana duluan dan salin semua file itu ke folder yang gue kunci di komputer sekolah. Gue gak punya banyak waktu buat milih dan pindahin ke flashdisk gue saat itu."

Ketrin lantas mulai menjelaskan kepada Billi apa yang harus cowok itu lakukan. Begitu juga dengan semua hal yang telah mereka lakukan kepada Clara. Termasuk kejadian yang menyebabkan Nayla celaka dan Thalia pindah. Ketrin mengakui semuanya. Ketrin pun ternyata selama ini sengaja mengusulkan semua tempat yang memiliki cctv. Tapi Sabrina juga pintar, dia sudah tahu risikonya. Namun Ketrin jauh lebih cerdik.

Darah Billi makin mendidih, rasanya Billi bahkan tidak ingin menatap Ketrin karena dia termasuk salah satu di antara mereka. Tapi Billi segera menepis semua perasaannya itu. Billi sadar, untuk marah pun tidak ada gunanya.

"Kenapa lo ceritain ini semua ke gue? Lo tahu kan akibatnya apa, kalau semua yang kalian lakukan ini diketahui oleh keluarga Clara dan pihak sekolah?" tanya Billi heran.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang