63. ULANG TAHUN BILLI (2)
Kamu adalah hadiah istimewa dan paling berharga yang semesta berikan untukku.
"Ra, ingat yah. Pas lampu pertama nyala, lo berdiri terus lepas kertas yang halangin cahaya lilin ini. Billi kan bakalan masuk dari sana, lo diam aja di sini." Thalia terus memberikan instruksi dan kode-kode tentang apa yang harus Clara lakukan selanjutnya.
Clara menarik napasnya dan membuangnya berulangkali, tapi percuma, dia malah semakin gugup.
Nayla pun menangkup tangan Clara. "Ra, lo jangan gugup," ucap Nayla, padahal sejak tadi dirinya sendiri yang heboh dan deg-degan.
Clara melepas tangan Nayla dan mengubah ekspresi wajahnya memelas. "Tapi, Clara gak bisa nyanyi. Suara Clara jelek."
Jleb. Suasana menegang tadi langsung berubah, Thalia dan Nayla terkekeh mendengarnya. "Ra, lo memang gak bakalan nyanyi. Yang ada rusak suasana kalo tiba-tiba lo fales. Nanti air mata Billi bisa masuk lagi," ungkap Thalia jujur.
"Kan ada speaker, nanti kita bakalan setel lagunya dari sana." Nayla menunjuk speaker yang ada tidak jauh di depan mereka. "Sisanya tinggal lo urus sendiri, okay?"
Clara manggut-manggut mendengar arahan dari Nayla juga Thalia. Setelah menerima pesan dari Bagas bahwa dia dan Billi sudah dekat, mereka berdua segera menjauh dari bawah rumah pohon dan menghampiri Pak Soni.
"Pak, kalau Billi mulai masuk dari depan sana, Bapak tolong nyalain lampunya satu per satu yah," ucap Thalia dan mereka berdua kembali beranjak menuju tempat mobil Thalia diparkir.
***
Selepas kepergian teman-temannya Clara langsung memegang dadanya kembali. Dia teramat gugup dan makin deg-degan lagi karena Billi sebentar lagi akan sampai.
Clara mengatur napasnya, dia sudah mempersiapkan ini dengan baik jadi perasaan gugupnya tidak boleh sampai merusak rencana.
Mata Clara bergulir melihat seluruh sudut taman, tempat ini benar-benar telah mereka atur sedemikian rupa. Taman yang begitu berkesan bagi Clara dan Billi semakin diperindah, tentunya dibantu Pak Soni, orang yang selalu memastikan taman ini tetap terjaga dan tetap indah.
Dari pinggir jalan di depan sana, Thalia dan Nayla memberikan kode kepada Clara. Lantas Clara segera menyalakan lilin dan lampu taman perlahan di matikan.
Clara sedikit kelabakan, dia bingung harus menyalurkan rasa gugupnya dengan cara apa lagi. Clara pun berdiri, mengibas gaun biru langit yang dia pakai kalau-kalau ada kotoran menempel. Dibalik cahaya remang di pinggir jalan sana, matanya menangkap kehadiran Billi. Debaran jantung Clara semakin tak terbendung lagi saat sosok yang dia tunggu mulai memasuki area taman.
Namun dari sisi yang berbeda, Billi tidak bisa melihat apa pun. Taman itu gelap, apakah dia datang terlalu cepat, tapi tidak biasanya Pak Soni membiarkan taman ini gelap.
Billi pun perlahan masuk ke dalam taman itu.
Hari ini, hari ulang tahunmu
Bertambah satu tahun usiamu
Tiba-tiba lantunan musik mulai terdengar dan satu lampu taman perlahan menyala. Billi sekarang dapat melihat, di sudut belakang taman itu berdiri seorang perempuan cantik dibalut gaun biru langit yang sangat indah.
Billi terus mengambil langkah tipis, kaki dan tubuhnya seolah ikut hanyut dalam suasana menenangkan ini. Sedangkan dalam hatinya, dia sedikit gelisah, mengapa perempuan cantik yang sangat takut gelap itu harus berdiri sendirian di tengah kegelapan tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...