Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya yah hihi itu berarti banget loh. Artinya kalian yang baca suka ceritanya dan mendukung aku ❤
Selamat membaca luvv...
♡♡♡
34. DI BALIK SEBUAH DIAM
Ruang paling berisik bernama 'diam'. Hening yang tak bersuara, padahal banyak kata yang terpendam. Karena di balik sebuah 'diam', ada berjuta suara yang sedang meronta. Di balik sebuah 'diam' ada kata yang saling beradu, sampai tidak ada yang menang dan memilih untuk mengalah, tenggelam dalam diam.
"Eh anak-anak bunda," sapa Linda saat melihat kedatangan Bagas, Thalia dan Nayla.
Bagas, Thalia dan Nayla pun memberikan salam kepada Linda dan Cristofel yang terlihat sedang bersiap pergi.
Linda menahan tangan Nayla kemudian berbisik, "Clara gak ikut?"
"Dia di depan bunda, gak berani masuk katanya," jawab Nayla pelan.
Nayla menyerahkan beberapa tumpukan buku yang dia keluarkan dari dalam tasnya. "Bil, ini dari wali kelas, kalau mau dipelajari boleh. Tapi gak usah dipaksain."
Billi hanya mengangguk tanpa mengucapkan kalimat apa pun.
"Lo sekarang jadi bisu?" sergah Bagas tiba-tiba yang langsung mendapat cubitan kecil dari Thalia.
"Sakit anj-"
Linda dan Cristofel yang berpamitan kepada mereka membuat Bagas tidak bisa selesai dengan kalimatnya. Beberapa saat yang lalu dia mungkin lupa bahwa di ruangan itu ada orangtua Billi, hingga mulutnya tidak terkontrol.
"Mulut lo emang harus gue lem kali ya!"
"Hidup lo kaku amat kayak nih cowok!" tunjuknya kepada Billi dengan dagunya, "Gak ada larangan bercanda kan ya?"
"Kalian ributnya di luar aja jangan di sini, orang yang sakit makin sakit kalo kalian kayak gitu," kata Nayla, habis pikir dengan dua orang temannya ini.
Sedangkan Billi tidak mempedulikan Bagas yang sejak dulu otak dan mulutnya tidak pernah beres. Billi sibuk membuka buku dengan tangan yang diinfus, sedangkan satu tangan lainnya masih harus dipakaikan alat peyangga.
"Masih aja lo mau belajar! Udah deh nanti aja dulu, baru habis jalan-jalan di neraka lo udah mau belajar aja." Bagas menarik buku-buku yang diberikan oleh Nayla tadi, meletakannya di meja samping kasur.
"Jalan-jalan di neraka? Gak lucu!" ketus Thalia, "asal lo tahu aja Bil, pas lo koma sampe kemarin lo kritis, udah kayak mau mati tau gak dia." Thalia menarik tangan Bagas yang kemarin di perban lagi, padahal baru sembuh beberapa hari sebelumnya.
Seolah tertangkap basah, Bagas segera mencari berbagai alasan. "Lo salah kalo percaya sama mulutnya. Ini tuh luka waktu di gudang."
"Ya elah gak mau ngaku lo!" ketus Thalia.
"Gue lebih percaya dia dari pada lo," ungkap Billi tiba-tiba, membuat Thalia dan Nayla memekikkan tawa mereka.
Thalia lantas menjulurkan lidahnya kepada Bagas yang terlihat sangat kesal.
"Om Cris sadis juga ya, gila," ucap Bagas, "koneksi bokap Dean bahkan gak bisa bikin mereka lolos."
"Ya iya lah oon. Gimana bisa lolos saat bukti-buktinya lengkap, malah Dean sendiri yang buat buktinya makin kuat dengan rekaman cctv dan apa yang dia kirim ke Billi." Thalia kembali mendorong kepala Bagas.
"Bisa bego beneran gue, lo dorong terus!"
"Emang bego kan?" ucap Thalia dan Billi berbarengan.
"Males gue!" Bagas beralih dari samping Billi ke sofa yang diikuti juga oleh Thalia dan Nayla.
![](https://img.wattpad.com/cover/177038662-288-k783774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...