38. UNGKAPAN HATI

1.1K 184 8
                                    

Jangan lupa follow yah. Vote sama komen juga aku tunggu ❤

Selamat membaca semoga terhibur...

♡♡♡

38. UNGKAPAN HATI.

Izinkan aku menjadi salah satu alasan kebahagiaanmu.

"Cewek absurd!"

Clara mendengus kesal mendengar suara yang berteriak itu. Namun Clara sama sekali tidak menghentikan langkah kakinya.

"Ra, itu dipanggil Bagas," bisik Nayla tapi tidak membuat Clara berhenti. Dengan wajah yang ditekuk, Clara terus berjalan.

"Gue panggil lo gak sopan banget!" Bagas menarik tas di punggung Clara hingga tubuh Clara terundur sejajar dengan orang yang menariknya.

"Kalian pulang dijemput si cewek aneh lagi?"

Tidak ada jawaban dari Clara, dia hanya diam dan terus melihat ke arah bawah, sedangkan dua tangannya memegang lengan tasnya seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Bagas lantas beralih memandang Nayla, memberikan kode dengan matanya yang dibalas gelengan kepala olehnya. Nayla sendiri tidak tahu kenapa hari ini Clara terlihat murung dan tidak bersemangat, bahkan tadi Clara tidak ke kantin dan memilih ke perpustakaan.

"Clara dijemput sama tante Amanda," jawab Nayla mewakili Clara.

"Lo gak ke rumah sakit? Hari ini kan Billi pulang."

Nayla langsung memelotot kepada Bagas, agar tidak membicarakan Billi.

"Clara pergi dulu, mommy udah telepon." Clara segera pamitan kepada Nayla dan Bagas, meninggalkan mereka di parkiran sekolah.

Bagas dan Nayla saling bertatapan, seolah sedang berkomunikasi lewat mata mereka.

"Ke mana semangat empat lima tuh anak?" Bagas berdecak heran.

"Gue duluan yah, Gas," pamit Nayla.

"Kenapa gak bareng si absurd?"

"Gue ada urusan. Duluan yah."

"Yah aing sendiri lagi."

Tanpa Bagas sadari, dia sudah terbiasa dengan pekerjaannya selama berminggu-minggu ini, yaitu mengantar jemput tiga tuan putri itu.

***

Setelah tiga minggu lamanya, akhirnya Billi bisa terbebas dari ruangan pengap ini. Walaupun berada di kamar VVIP dengan fasilitas yang bagus dan ukuran kamar yang luas. Tapi sangatlah membosankan bangun tidur menatap ruangan serba putih. Setiap membuka mata, langit-langit kamar yang sama menyambutnya.

Billi yang duduk di sofa, terus memandang hampa entah ke mana. Menunggu Linda yang sedang membereskan segala barang-barang mereka.

Sesekali Billi melihat ponselnya, entah apa yang sedang dia cek berulang kali. Sesekali juga memandang jam di tangannya, ataupun menoleh ke arah pintu. Namun saat pintu itu terbuka Billi kembali tertunduk melihat sosok yang datang adalah seorang perempuan berseragam putih, yang biasa dia lihat datang mengecek keadaannya sebagai pasien.

Sepertinya ada seseorang yang dia tunggu, tapi tak kunjung juga datang sampai pintu itu ditarik tutup oleh Linda. Mereka pergi meninggalkan rumah sakit, tanpa kedatangan sosok yang Billi tunggu. Padahal sejak pagi hari Billi terus menunda kepulangannya dengan berbagai alasan, hingga sore hari tiba.

"Kamu nungguin Clara?" tanya Linda saat mereka sudah berada di lift.

"Nggak," jawab Billi singkat.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang