44. TOPENG PENYAMARAN

1K 131 10
                                    

44. TOPENG PENYAMARAN

Ada jeritan penuh luka dibalik senyuman. Ada kebahagaiaan penuh sandiwara dibalik setiap tawa. Ada kebusukan hati yang ditutupi kebaikan. Mengandalkan topeng penyamaran sebagai wajah asli, untuk diperlihatkan kepada dunia.

Setelah kejadian mendebarkan dan mengharukan bercampur dalam satu waktu, kini Clara dan Billi sudah kembali berada di dalam mobil.

Clara masih tidak bisa berhenti melukiskan senyuman bahagianya. Sedangkan Billi telah kembali pada mode kutub, diam dalam hening.

"Clara boleh putar musik?" tanya Clara hati-hati.

"Hmm."

Ya, Billi tetaplah Billi. Sudah Clara katakan tadi bukan, dia itu bagaikan senja yang kehadirannya hanya sebentar namun sangat membekas dan selalu dinanti. Sikap romantis Billi yang sulit ditebak kapan datangnya menjadi salah satu pemakluman Clara.

Lagu milik Budi Doremi berjudul melukis senja menjadi pilihan Clara, kebetulan senja memang baru saja menghilang dari penglihatan mereka.

"Loh, kok?" kaget Clara saat mobil mereka masuk ke dalam kompleks perumahan.

"Kok pulang?" lirih Clara.

"Udah mau malam, Clara," balas Billi lembut.

Bibir Clara sudah maju beberapa senti. "Katanya mau ngajak jalan?"

"Tadinya mau ajak kamu ke suatu tempat selesai dari makam."

"Kenapa tadinya?" Clara gemas sendiri.

"Kamu sih lama, keburu gelap. Aku juga udah janji ke tante Amanda gak akan lama-lama."

Billi menepati janjinya kepada Amanda untuk tidak membawa Clara keluar berlama-lama. Sedangkan Clara sebenarnya masih ingin jalan-jalan dengan Billi.

"Kan salah Billi sendiri gak kabarin dulu." Clara bersidekap, masih enggan turun dari mobil. "Masa kencan pertama di pemakaman... Clara senang sih di ajak ketemu calon kakak ipar. Tapi berasa aneh aja, kesannya kencan pertama kita horror. Gimana nanti Clara mau cerita ke anak cucu kalau kencan pertama Ibu mereka ini di kuburan," cerocos Clara tanpa henti, dengan pandangan lurus ke depan.

Billi terkekeh mendengar semua hal yang Clara katakan. Awalnya dia merasa bersalah dan kasihan, tapi lama kelamaan yang Clara ucapkan membuatnya tidak bisa untuk tidak tertawa.

Clara mendengus kesal. "Si Aishoka udah bisa ketawa ketiwi nih sekarang?" desisnya.

Tangan Billi meraih pipi yang tidak chubby seperti dulu lagi, mencubit pelan pipi itu. Kemudian beralih memainkan puncak kepala Clara.

"Kata siapa tadi kencan pertama?" goda Billi.

"Terus kalau bukan kencan, apa dong?"

"Yah apa aja, pastinya bukan kencan," balas Billi semakin membuat Clara kesal. "Besok pulang sekolah langsung siap-siap," lanjut Billi.

Clara sedikit tersipu mendengarnya. "Ngapain?" Clara pura-pura tidak mengerti.

"Kencan pertama."

Rona merah kembali muncul, wajah Clara memanas.

"Sekarang masuk. Bunganya jangan sampe layu. Salam buat tante Amanda."

Clara mengangguk dan beranjak membuka pintu mobil namun tangannya langsung diraih oleh Billi. Cowok itu menatap Clara sangat dalam, mata Clara bahkan harus mengerjap berkali-kali saking gugupnya.

"Ke-kenapa Bil?"

Billi menggeleng pelan, mengusap lembut puncak kepala Clara sambil tersenyum hangat.

BECOME BEAUTY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang