Hai hallo my luv.
Semoga tulisanku bisa menghibur kalian semua ya.
Kalau kalian suka ceritaku tolong terus dukung aku dan karyaku ya. Siapa tahu karena suka kalian mau vote ceritaku ini hihi itu sangat berarti loh buat aku.
Jangan boomvote ya luv 🤗
Ohya aku tunggu komen2 kalian ya 🤗🥰
Tandain ya kalau ada typo 🥰
Happy reading luv....
Dapat salam dari Bagas nih luv 😍
.
."Buat gue aja dia Yan lo sama Thania aja dulu," rengek Rehan yang memang sejak melihat Clara masuk ke sekolah mereka sudah langsung terpanah dengan kecantikannya.
Dean menatap tajam ke tempat Clara duduk saat ini. "Jangan berani sentuh milik gue!"
Clara dapat merasakan seperti ada yang tengah memperhatikannya. Dia pun mencoba melirik ke kanan dan ke kiri. Benar saja, saat ini Dean tengah menatapnya sangat dalam dan Clara tidak mengerti arti dari pandangan itu.
"Ra, liatin apa sih," tanya Nayla sembari menoleh dan melihat pemandangan tidak diduganya. Pemandangan di mana Dean sang ketua The Wild tengah menatap temannya dengan tatapan tajamnya.
Nayla segera memalingkan pandangannya, menatap Dean apalagi saat sedang bersama teman-temannya adalah hal menakutkan baginya.
"Ra, ciloknya di makan."
"Oh iya Nay, Clara cobain ya," kata Clara sembari memasukkan suapan pertama cilok yang sangat dibanggakan murid-murid Permata.
Cilok ini kalorinya berapa ya.
"Gimana Ra, enak gak?"
"Iya enak kok," jawab Clara walaupun sebenarnya dia sedang menyembunyikan rasa tidak enak dalam dirinya. Sudah dua tahun lebih Clara tidak terbiasa dengan makanan seperti ini.
"Lo mending jaga jarak dari Dean deh Ra," ujar Nayla dengan raut wajah khawatir.
Clara heran, kenapa dengan Dean sampai-sampai dia harus menjaga jarak dengan cowok itu. Sudah dua orang yang berkata seperti itu kepadanya, Billi dan sekarang Nayla.
"Emang Dean kenapa Nay?"
Nayla mencondongkan badannya ke arah Clara, "Jangan keras-keras ngomongnya Ra."
"Oh iya emang kenapa Nay?" bisik Clara sembari mengikuti gaya Nayla.
"Udah pokoknya kalo mau kasih itu jaket jangan lama-lama ya Ra."
"Dia baik kok, tadi aja dia minta maaf."
"Memangnya kamu baik-baik aja tadi dikasarin?"
Clara menghela napas panjang. "Dia memang kasar, tapi Clara sangat menghargai orang yang mau minta maaf," ucapnya, "dijaman sekarang ini apalagi bagi anak muda, mengucap kata maaf adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...