Hai hallo my luv.
Semoga tulisanku bisa menghibur kalian semua ya.
Kalau kalian suka ceritaku tolong terus dukung aku dan karyaku ya. Siapa tahu karena suka kalian mau vote ceritaku ini hihi itu sangat berarti loh buat aku.
Ohya aku tunggu komen2 kalian ya 🤗🥰
Tandain ya kalau ada typo 🥰
Happy reading my luv....
♡♡♡36. KAMU SUKA AKU?
Aku pernah hampir kehilangan kamu, dan itu hal paling menakutkan dalam hidupku. Saat semesta kini telah memberikan sebuah kesempatan, tentu aku tidak bisa menyia-nyiakannya lagi. Aku hanya ingin kamu tahu, aku mencintaimu, dan itu cukup bagiku.
Clara telah memantapkan hatinya sejak kemarin. Itulah yang ingin dia tegaskan kepada dirinya sendiri. Saat kakinya mulai gemetaran, Clara terus berdoa dalam hatinya agar diberi kekuatan.Clara menatap lekat pintu kamar rumah sakit itu, dengan sebuah bucket bunga di tangannya, Clara cepat-cepat meraba kondisi jantungnya. Kenapa sekarang harus sesulit ini, padahal mereka sudah bersama sejak kecil.
Sambil menghela napas berat, Clara mengangkat tangan kanan yang sudah dikepalnya ke udara. "Semangat, Clara!" Detik kemudian Clara mengembuskan napasnya berat, nyalinya menciut, melangkah dengan ragu.
Setelah mengetuk pintu itu tiga kali, Clara lantas masuk. "Selamat sore, Bil," sapa Clara berusaha santai.
Billi yang masih terbaring di kasurnya hanya sepintas saja melihat siapa gerangan yang datang, segera kembali dengan bacaannya tanpa membalas sapaan Clara.
"Ngapain ke sini?" tanya Billi dingin.
Clara mengembuskan napasnya pasrah, sambil mendekati Billi dan meletakkan bunga yang dia bawah. "Clara mau jenguk Billi lah, memangnya ke sini ngapain lagi?" Clara berusaha santai, tapi tangannya tiba-tiba sudah dingin saja.
"Gak perlu."
Lagi-lagi penolakan, secara tidak langsung Billi memintanya untuk pergi dan tidak datang lagi bukan?
Tapi sayangnya Clara sudah memutuskan untuk membuang jauh dulu hati kecilnya yang sangat cepat tergores. Menghadapi hati dingin dan batu milik Billi memang harus tahan banting.
"Perlu atau enggak Clara akan tetap datang."
"Terserah."
"Iya, Billi, terserah Clara dong. Kan tubuhnya Clara, yah harus terserah pemiliknya."
Billi membungkam mulutnya, tidak ingin lagi berdebat dengan Clara. Pertahanannya masih kuat untuk tidak tersenyum, karena sejujurnya sudah sangat lama Billi merindukan perdebatan tidak penting dengan cewek itu.
"Billi udah makan?" tanya Clara sambil mengeluarkan kotak bekal dari tasnya.
"Hm," jawab Billi singkat.
"Makan lagi yah biar cepat sembuh."
"Nggak."
"Makanan rumah sakit gak enak tahu, lebih enak masakan Clara. Cobain yah?" Clara menawari sekali lagi.
"Nggak."
Clara tidak ingin menyerah, dia sudah susah payah membuat makanan itu dengan Nayla sebelum datang ke rumah sakit. Makanan yang sudah dia pastikan sehat dan enak untuk orang sakit. Berguru dengan Nayla yang jago masak memang tidak sia-sia. Cauliflower fried rice with tofu & Brocolli (nasi goreng kembang kol dengan tahu dan brokoli) dibuat tanpa minyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...