50. SAHABAT
Orang yang bisa dengan tegah menertawakanmu, tapi tidak akan pernah meninggalkanmu, apapun yang terjadi. Senang dan sedih kita harus tetap bersama, Sahabat.
Tangan cekatan Billi serta mata tajamnya terus bergerak ke sana ke mari. Sedangkan cewek di sampingnya masih tertidur pulas. Syukurlah Pak Satpam mempercayainya saat datang mengecek, karena Billi tidak kunjung kembali.
Setelah beberapa jam berlalu Billi akhirnya selesai menyatukan semua potongan kertas itu. Billi kini terpaku menatap lekat wajah Clara yang sudah pucat pasi, nampak kusam namun tetap cantik baginya. Billi lantas menelusupkan tangannya ke wajah Clara, menghapus jejak air mata yang terlihat, tidak tega membangunkan wanitanya.
Tiba-tiba Clara membuat pergerakan kecil dan perlahan membuka mata.
Clara kemudian membetulkan posisinya. "Billi?" lirih Clara.
Billi hanya melempar senyuman melihat tatapan nanar Clara terhadapnya. Dalam hatinya Billi tahu pasti apa yang sedang Clara pikirkan, tentang penjelasan yang harus cewek itu berikan.
Detik setelahnya Billi langsung membuka hoodie yang dia kenakan dan memakaikannya kepada Clara. Sedangkan Clara masih diam. Billi tidak bertanya apapun, tapi Clara tahu banyak yang ingin ditanyakan cowok itu kepadanya.
"Ayo, pulang."
Billi menarik tangan Clara yang tidak bisa lagi menolak. Clara pasrah dan mengiyakan apapun yang Billi katakan.
Clara menatap sendu tangan yang digenggam Billi, seolah tidak ingin melepaskan Clara dari jangkauannya.
Billi, kamu selalu menepati janji untuk terus menjaga Clara. Sedangkan Clara tidak pernah bisa menepati janji untuk menjadikan Billi tempat Clara menceritakan semua masalah.
Clara, tetaplah di sampingku, jangan pernah biarkan mataku tidak bisa melihat keberadaan kamu. Karena selama bayangan di bola mataku adalah dirimu, aku pastikan tidak ada yang bisa melukaimu. Jangan pernah pergi, jangan pernah jauh. Jadikan aku tempatmu pulang, tempatmu bersandar. Karena rumah bukanlah tempat tinggalku kalau tidak ada kamu di sana.
***
Clara seorang diri di dalam mobil. Billi sedang turun membelikan air mineral untuk Clara minum.
Beberapa saat kemudian Billi kembali, menyodorkan satu botol air mineral yang tutupnya telah dibuka.
Clara menerimanya seraya mengembuskan napas dalam. Apakah selamanya Clara akan terus merepotkan orang lain? pikir Clara.
Sampai mereka tiba di depan gerbang rumah Clara, Billi sama sekali tidak mengeluarkan segala pertanyaan yang bersarang di kepalanya. Begitu juga Clara, dia bingung harus menjelaskan dari mana.
Setelah berdiam diri cukup lama, Clara memilih untuk turun dari mobil. Tapi segera ditahan oleh Billi, membuat tangannya kembali melepas gagang pintu.
Clara menatap Billi bingung sekaligus takut. Takut apa yang akan keluar dari mulut Billi, serta bagaimana cara Clara menjawabnya.
"Besok, aku temenin ketemu Ibu Ratna," ucap Billi membuat Clara terbelalak kaget.
"Nanti aku bantu jelasin," lanjutnya karena Clara masih juga diam.
Clara melepaskan tangannya dari genggaman Billi. "Clara minta maaf," kata Clara begitu tulus.
"Kenapa minta maaf?"
"Karena udah bohongin Billi."
Clara tidak berani menatap wajah Billi. Sebaliknya, Billi tidak melepaskan pandangannya dari Clara. Tersimpan banyak kekhawatiran di sorot mata tajam namun lembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...