Updatenya malam-malam banget yah 😂
Btw aku bagi jadi dua part karena hampir 4000 kata 😅Selamat membaca yah jangan lupa vote dan komen juga hihi ❤
♡♡♡
62. ULANG TAHUN BILLI (1)
Aku mungkin tidak pernah bisa mengucapkan 'aku mencintaimu' beribu kali sehari. Tapi setiap hari, aku tidak pernah berhenti mencintaimu.
Satu-satunya lelaki di antara para wanita di depan gerbang rumah Clara, membuatnya harus menggelengkan kepala berulangkali. Bukan karena canggung, mana ada kata canggung di kamus kehidupan petinju insyaf ini. Hanya saja, Bagas tidak mengerti dengan apa yang sedang dilakukan tiga cewek ini.
Bagas memicingkan matanya, sedang apa mereka berbisik-bisik. "Eh cewek aneh cepetan! Bi Imah pasti udah kangen banget—"
Bagas tidak dapat selesai dengan kalimatnya, tangan Thalia sudah berhasil membungkam mulutnya.
"Bagas! Jangan kencang-kencang ngomongnya, nanti Billi bisa dengar!" protes Clara.
"AW!" pekik Thalia setelah tangannya digigit oleh Bagas. "COWOK GILA! PULANG JALAN KAKI LO, GAK SUDIH GUE KASIH TUMPANGAN!"
"Lagian ngapain lo nutup-nutup mulut gue!" timpal Bagas tak kalah ketus. "Lo juga cewek malang. Gue pikir lo paling normal di antara nih dua cewek aneh bin absurd, ternyata gue salah!"
"Udah deh, Bagas jangan berisik!" ketus Clara.
Bagas mengusap wajahnya. Berdebat dengan Clara dan Thalia, lebih sulit dan menyebalkan dibanding soal Fisika. "Lo bertiga ngapain bisik-bisik takut Billi dengar? Gue teriak gini aja gak bakalan juga tuh anak dengar!" tukas Bagas seraya menunjuk posisi mereka berada sekarang dan posisi Billi yang bahkan tidak bisa mereka lihat.
Tiga cewek itu bergeming, benar juga apa kata Bagas. Saking terbawa suasana, mereka sampai terus berbisik walau sudah jauh dari keberadaan Billi.
"Ya udah mending Bagas berbuat baik dengan cara bantuin Clara," pinta Clara tapi Bagas langsung buang muka.
Bagas menyilangkan dua tangannya di depan dada. "Ogah bantuin cewek absurd yang ngeselin banget kayak lo!"
Usai ucapannya itu, kepala Bagas didorong kuat oleh Thalia. "Gak usah sok jual mahal gitu! Kata Nayla aja lo nangis waktu Clara mau loncat!"
Pedas dan tajam sekaligus tepat sasaran, seorang Thalia selalu berhasil walau hanya dengan kata-katanya. Bagas sontak menatap Nayla, sementara yang ditatap hanya menaikan dua sudut bahunya. Benar-benar tidak bisa dipercaya, bagaimana mereka menyebutnya menangis padahal hanya satu tetes air yang keluar dari matanya. Pasti semua ini gosip dari TIPERS, cewek-cewek yang selalu menguntitnya, pikir Bagas.
"Oke. Tapi gue gak mau yang aneh-aneh, contohnya nganterin cewek aneh yang kayak macan ini beli ini dan itu." Bagas masih mengingat bagaimana ribetnya mengantar Thalia membeli semua persiapan saat memberi kejutan kepada Clara.
Satu dorongan kepala kembali diberikan Thalia kepada Bagas. "Naik ojol lo sana!"
"Udah, udah, dengarin dulu rencana Clara apa. Kalian gak pernah bisa akur yah," ucap Nayla melerai pertengkaran aneh yang sudah bosan dia lihat.
"Gak apa-apa, Nay. Clara ngerti kok, biasanya emang gitu, teori benci jadi cinta."
Mendengar ucapan polos Clara langsung membuat Thalia dan Bagas sama-sama tersedak saliva sendiri.
"Jangan ngadi-ngadi lo absurd! Buruan, capek gue berdiri!"
"Lemah banget lo, petinju gila!" sindir Thalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...