47. PACAR RASA SAHABAT, SAHABAT RASA PACAR.
Ada sensasi tersendiri ketika sahabat menjadi pacar. Asalkan jangan sahabat rasa pacaran, bisa berujung sakit nantinya, hati-hati.
Clara terus terpaku menatap layar ponselnya, tapi bukan sebagai pengalihan seperti dulu lagi. Tanpa sadar ada yang sedari tadi memanggilnya. Billi melirik ke arah Clara, mencari tahu apa yang sedang dilihat oleh pacarnya sampai membuat ucapan Billi tidak direspon.
Billi lantas menarik tangan Clara menggenggamnya. "Gak usah dilihatin," ucap Billi kemudian berganti memegang persneling mobil.
"Eh?" kaget Clara, "i-iya, gak kok. Clara cuma lagi liatin fotonya," ucap Clara sembari menebar senyuman manisnya.
Bohong, padahal sejak semalam sampai di sekolah pun Clara tidak bisa berhenti melihat semua komen yang ada di postingan Billi.
Setelah Clara mengirimkan foto mereka berdua, Billi langsung memposting di instagram pribadinya. Followers Billi memang cukup banyak, walaupun yang ada di feed hanyalah sepuluh foto yang lima di antaranya adalah foto random yang tidak menunjukan wajah tampannya.
Postingan bersama Clara yang diberi caption 'ily' itu seketika menjadi lapak hujatan dari para pengagum Billi untuk Clara. Orang-orang yang hanya berani menghujat menggunakan akun anonym atau akun palsu itu dengan teganya memberi makian yang menyakitkan hati.
Billi mengusap puncak kepala Clara. "Jangan dipikirin yah."
"Iya, Bil."
Billi memang segera menonaktifkan kolom komentar tadi malam, agar tidak ada lagi tangan-tangan ringan yang mengumbar kebencian di mana-mana. Tapi sayangnya, Billi tidak tahu mereka berganti dengan mengirimkan dm-dm berisi hujatan kepada Clara.
Salah Clara apa? Clara gak pernah mengusik kehidupan orang lain. Clara bukan penjahat yang lantas menerima begitu banyak hujatan seperti ini. Dulu Clara dihina karena gendut, sekarang masih juga dihina... Clara terisak dalam hatinya, tidak mampu dia ungkapkan kepada Billi tentang betapa sakit hatinya.
***
Clara dan Billi kini berada di salah satu Mall di Jakarta, tempat yang dipilih Thalia. Setelah Billi memposting foto dirinya dan Clara, mereka berdua terus diteror oleh tiga orang baik di grup yang aneh menurut Billi maupun terror pribadi.
Bagas terus menagih pajak jadian, sedangkan Thalia dan Nayla menagih cerita sampai membuat Clara tidak bisa memeriksa jawaban pre test kelas sepuluh sampai selesai. Padahal Clara berencana menyerahkan tadi pagi kepada Ibu Ratna, lebih cepat lebih baik menurutnya.
"Mereka bertiga di mana?" tanya Billi.
"Billi gak baca grup?"
"Males."
Oke, Billi tetaplah Billi.
"Di tempat pizza katanya." Clara memberitahukan tempat Thalia, Nayla dan Bagas berada, sedangkan Billi menuntun jalan. Clara sudah sangat lama tidak datang ke tempat ini hingga lupa jalan.
Semakin terlihat keberadaan tiga orang itu membuat Clara melepas genggaman tangan Billi.
"Kenapa?"
"Clara malu," ungkapnya jujur, astaga Clara.
"Malu pacaran sama aku?"
Clara refleks menampar pelan pundak Billi kemudian berdecak kesal. Billi sudah tahu maksudnya apa tapi masih saja menggodanya.
"Bukan gitu, Bil," lirihnya.
Sedangkan Billi malah tersenyum simpul dan langsung meraih kembali tangan Clara, mempererat genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME BEAUTY (END)
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Ini bukan hanya tentang cerita kisah cinta klasik antara sahabat. Tapi ini adalah kisah persahabatan, kekeluargaan dan Self Love. Pernah menjadi korban pembulian, membuat Clara si gadis periang dan pembawa kebahagiaan d...