Chapter 28

15.3K 1.6K 13
                                    

Tidak perlu repot-repot diulangi, pernyataan Yeva masuk dan menyangkut di kepalaku dengan sangat baik.

Ternyata, bukan Luigi, apalagi Josy. Justru wanita ini. “Oh, begitu. Lalu? Apa hubungannya denganku?”

Pertanyaanku itu seperti menyerang Audy sampai dia seolah mendadak menjadi bisu dan lumpuh. Tidak bicara, bahkan tak bergerak sama sekali.

“ZeeZee,” bisik Yeva. Bisikan yang kemudian pasti berlanjut protes. “Kenapa kau menjadi seperti wanita yang tidak punya hati begitu, hah? Kau harus tahu, bahwa calon suamimu itu melakukannya atas dasar suka sama suka di antara mereka berdua. Lalu kau malah akan menikahi pria itu besok. Apanya yang tidak ada hubungannya denganmu?”

Kepalaku sakit mendengar Yeva menyudutkanku, seolah di sini, aku yang bersalah. “Bisakah kau pergi saja, Nona? Aku sungguh tidak paham kenapa kau memberitahuku soal itu. Bukan padaku seharusnya kau meminta pertanggungjawaban.”

Dari sini, baru kulihat akhirnya dia mengerjapkan mata dan bergerak. Mengubah sedikit posisi duduk, lalu menatap Yeva yang sedang tercengang bodoh.

Yeva jarang sekali melihat sifat asliku. Salah satu poin tambahan lain yang membuat kami masih bersahabat sampai saat ini.

“Dia tidak bersedia bertanggung jawab, ZeeZee.” Raut Audy sungguh-sungguh terlihat sedih dan cemas.

Itu baru berita. “Cobalah terus.”

Yeva mencubit pelan punggungku. Sengaja bagian belakang, agar wanita di depan kami ini tidak melihat aksi dari sahabatku itu. Kuabaikan. Lagipula, rasanya pun tidak sakit sama sekali.

“Sudah. Berulang kali aku mengajaknya bertemu, tapi hanya sekali saja dia bersedia menemuiku dan itu pun untuk menolak bertanggung jawab.”

“Pertanggungjawaban apa yang kau minta darinya?” Aku penasaran sekali soal ini.

Dia malah menatap Yeva, lalu gelisah sendiri tapi terlihat jelas dia kuat, berani. Aku yakin, siap tidak siap, dia tahu risiko yang akan dihadapinya karena bernyali berurusan dengan siapa. Bukan aku, tapi Rhys, Brady dan mungkin Bryan.

“Aku ... aku ingin dia menikahiku.”

“Ha ha ha,” tawaku pecah kemudian. Ini bukan bentuk rasa frustrasiku, tapi sungguh karena benar-benar terdengar lucu bagiku. “Bukan bertanggung jawab untuk bayimu, tapi menginginkan sebuah pernikahan. Sekarang aku tahu kenapa kau menemuiku.”

“Ya,” angguknya pelan. “Aku sungguh berharap kau melepasnya, lalu membujuknya agar mau menikahiku. Kami harus bersama. Bayi ini butuh sosok ayah, bukan cuma bentuk tanggung jawab dari segi finansial.”

Pantas saja. Aku yakin, meski tidak sepenuhnya percaya, tapi kurasa Brady bersedia bertanggung jawab untuk segala hal tentang bayinya, tapi menolak menikahi si ibu.

Sibuk dengan segala pemikiran itu, lenganku disikut kuat oleh Yeva.

“Itu, itu.” Kepalanya menunjuk dengan mata melotot. Lurus melewati Audy yang duduk membelakangi jalanan.

Rhys!

Langkah Rhys yang lebar, membuatnya sampai ke sisi Audy bahkan sebelum wanita itu menyadarinya. Kami membisu, Audy menoleh ke arah tatapan kami, tapi tangan Rhys sudah lebih dulu menarik lengan, tepatnya mencengkeram lipatan siku Audy.

𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐗 𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang