“Itu tidak akan terjadi, jika Rhys sudah turun tangan. Asal kau tahu, kakak tertuaku itu ahli dalam membuat kesepakatan.” Ya, kesepakatan yang berujung maut, kalau Audy menolak menurutinya.
Dugaanku, seseorang yang dicintai Brady itu adalah Audy. Wanita yang menawarkan diri untuk menjadi kakak iparku, tapi Rhys menolaknya dengan melubangi bahunya menggunakan pistol.
Mendadak, beberapa kemungkinan mulai terpikirkan olehku. Apa mungkin cinta bertepuk sebelah tangan? Brady mencintai Audy, tapi Audy justru terobsesi untuk menjadi istrinya Rhys, namun Rhys merasa tidak enak hati pada Brady, sahabatnya. Apa mungkin begitu?
“Aku sungguh ragu kakakmu mau menyelesaikannya secara baik-baik. Menilik dari ekspresinya, dia seperti ingin menelan Audrey hidup-hidup.”
“Yap. Tampangnya memang selalu menyebalkan.” Tapi aku suka.
“Apa mungkin Audy diminta menggugurkan kandungannya oleh kakakmu?”
Bisa jadi. “Sepertinya tidak. Paling masuk akal, saling sepakat untuk mendapatkan keuntungan kedua belah pihak, satu sama lain.”
“Apa mungkin begitu?” Yeva ragu seragu-ragunya.
“Aku yakin begitu.” Senyumku mengembang terpaksa.
“Tapi aku—hoaaam!” Yeva menguap di tengah-tengah kalimatnya. Mengerjap-ngerjap, lalu menguap sekali lagi.
“Tidurlah, bayi.” Kulempar lirikan mengejek sekejap, lalu kembali fokus menyetir. Membawanya pulang ke rumah.
“Aku bukan bayi!” Setelah menggerutu, dia tertidur semenit kemudian.
Tidak ada hal lain yang kupikirkan. Masih tentang Rhys dan Audy. Tindakan seperti apa yang akan Rhys berikan untuk wanita itu? Membunuhnya? Kurasa tidak. Banyak hal mengejutkan yang terjadi akhir-akhir ini. Apa Rhys menolak menikahi Audy waktu itu, karena dia sudah tahu kalau wanita itu sedang hamil? Atau ....
Ketika belokan terakhir untuk menuju rumah Yeva terlihat, di sisi kanan luar gerbang kediaman Harland, kendaraan roda empat yang kuyakini sebagai mobilnya Rhys, terparkir di sana.
Mau apa dia?
Kuminta Yeva bangun saat gerbang terbuka dan mobil bergerak masuk melewatinya.
“Jadi, aku hadir atau tidak?” Yeva bertanya dengan mata terpejam. Seperti enggan menerima kenyataan.
“Jika kau berniat menghajar calon suamiku atau berbuat kekacauan di acaraku besok, tidak. Kau tidak perlu hadir.” Kudorong pundaknya agar segera keluar dari mobil. Aku harus bertemu Rhys dan menanyakan banyak hal padanya.
Yeva membuka pintu mobil, malas-malasan tapi keluar akhirnya. “Sungguh aku tidak suka kau menikahi pria yang telah menghamili wanita lain. Seharusnya—”
“Aku juga tidak mau, sungguh. Aku cuma mengikuti perintah keluargaku, Yeva.” Pembicaraan ini harus berakhir sekarang. “Sudahlah. Masuk sana. Ingat pesanku. Tidak perlu hadir jika kau hanya akan kesal sepanjang acara. Aku tidak mau melihat wajah tertekukmu di hari pernikahanku.”
“Okay, okay.” Yeva angguk-angguk, memberi isyarat menggunakan jari. “Akan kupikirkan sepanjang malam ini dengan mencabuti helaian kelopak mawar satu persatu.”
Aku tertawa, tidak ingin lagi mendengarkan omong kosongnya. Segera memundurkan mobil dan membalas lambaian tangannya padaku. Melaju keluar melewati gerbang, kuhentikan mobil bertepatan di sisi kendaraannya Rhys.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐗 𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑
Romance𝟐𝟏+ 𝐀𝐫𝐞𝐚 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐬𝐚! ❝𝐌𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐬𝐫𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐠𝐚𝐢𝐫𝐚𝐡𝐦𝐮 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐤𝐮.❞ ―𝐑𝐡𝐲𝐬 ❝𝐊𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐀𝐝𝐢𝐤𝐦𝐮!❞ ―𝐙𝐞𝐞𝐙𝐞�...