Brady. Pria—maksudku, suamiku itu menarik kursi yang sama dari seberang sisi kiriku. Dia duduk tepat di sampingku, sehingga kini aku berada di tengah-tengah. Antara Lui dan Brady, kurasa aku akan merasa bosan dengan cepat. Sebab mereka tidak sepenuhnya bicara jujur tentang masa laluku.
“Kau tidak akan memberitahuku.” Helaan napasku bukan karena Brady, hanya ingin melakukannya.
“Kali ini pasti kuberitahu apa yang kutahu.”
“Kenapa tiba-tiba berubah pikiran? Sebelumnya kau bersikeras tidak mau memberitahuku.”
“Aku minta maaf soal sebelumnya. Biar kali ini aku menebusnya.”
Kulirik Lui setelah mendengar keseriusan Brady. “Bagaimana denganmu?”
Lui tertawa. “Apanya?”
“Katamu, kau juga akan menceritakan bagaimana dulu aku dibesarkan di keluarga Oxley. Sekarang kau berubah pikiran karena Brady ada di sini?”
“Oh, tentu saja tidak.” Lui menggeleng, sedikit mengangkat dagu. “Tapi mungkin versi kami akan berbeda.”
Sudah pasti begitu. Bahkan jika ceritanya keluar dari mulut Rhys sekalipun akan ada perbedaan yang signifikan antara dia dan orang lain yang berkaitan dengan hidupku.
“Tidak masalah. Kalian bisa saling melengkapi ceritanya kalau begitu.” Aku tersenyum seolah itu bukan perkara serius.
“Kau anggap ini lelucon?” Brady terdengar hati-hati.
“Selama ini kalian telah menganggap bahwa hidupku memang seperti lelucon.”
“Aku tidak pernah menganggap begitu.” Brady tampak tersinggung.
“Maka dari itu ceritakanlah yang kau tahu, tanpa ditutupi. Beritahu saja. Jangan terus dirahasiakan. Tidak ada gunanya.”
Brady menghela napas tanpa jawaban, sementara Lui terkekeh pelan.
“Aku sudah memberitahumu sejak dulu. Kau saja yang lambat menyadarinya.” Lui menopang dagu dengan telapak tangan kanannya, menatapku. “Nama aslimu, kau sudah tahu?”
“Brady memberitahuku. Moon Holloway?”
“Yap. Tapi, hei—kenapa kau tidak terlihat marah?” Lui masih sebercanda itu.
“Dia sudah terlalu lelah untuk marah,” sahut Brady, meski bukan itu jawaban yang tepat menurutku.
“Seperti apa keluargaku?”
Hening. Mungkin pertanyaanku mengejutkan atau tidak terduga bagi keduanya.
“Tidak ada yang tahu?” Kulirik kiri dan kanan. Bergantian memandangi Lui dan Brady. “Atau kalian justru tidak berniat menjawabku?”
“Bukan begitu.” Brady bersuara. “Aku yang bahkan seusia Rhys, tidak tahu pasti seperti apa keluarga Holloway.”
“Tapi aku tahu kalau kau anak tunggal.” Lui sungguh-sungguh. “Aku cuma pernah melihat foto kedua orang tuamu, dulu. Emm ... mungkin ketika usiaku sekitar dua puluhan.”
Mana mungkin kuminta Lui memperlihatkan foto kedua orang tuaku. Dia pasti tidak menyimpannya untukku.
Sementara Brady cuma diam. Kurasa, dia sedang mempertimbangkan apa yang boleh dan tidak untuk diungkapkan padaku.
“Nama mereka, Drey Holloway dan Helena Holloway.” Akhirnya Brady buka suara juga. Meski begitu, aku tidak merasakan apa pun. Apa boleh aku cuma bersedih sampai sebatas ini? Hanya sedikit. Sedikit sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐗 𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑
Romance𝟐𝟏+ 𝐀𝐫𝐞𝐚 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐬𝐚! ❝𝐌𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐬𝐫𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐠𝐚𝐢𝐫𝐚𝐡𝐦𝐮 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐤𝐮.❞ ―𝐑𝐡𝐲𝐬 ❝𝐊𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐤𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐀𝐝𝐢𝐤𝐦𝐮!❞ ―𝐙𝐞𝐞𝐙𝐞�...