Teng Nong.

300 42 24
                                    

Teng Nong.

"Kayvi, bukain pintu!!" Keysa memerintah sembari menjatuhkan diri berbaring di sofa. Mulutnya sembari mengunyah Pocky rasa strawberry.

Kayvi yang sedang duduk di bawah sofa dengan buku-buku kesayangannya mendengus kesal. "Kok gue?!"

"Ya ... masa gue? Gue lagi mager."

"Gue lagi belajar," nyolot Kayvi tak mau kalah.

Teng Nong.

"Kayvi, bukain pintu!!!" perintah Keysa lagi dengan tangan yang menunjuk pintu.

Kayvi menggeleng tak mau. "Lo aja!!"

"MOMMY, KAYVI GAK MAU BUKAIN PINTU" teriak Keysa mengadu.

Kayvi membelakkan matanya.

Keysa ini kenapa sangat pengadu?!

Teng Nong, Teng Nong

"KAYVI, BUKA PINTUNYA!!" teriak dari dapur.

Teriakan sang mommy membuat Kayvi mendengus kesal. "Mom, i'm studying"

"Bukain sebentar."

"Keysa gak ngapain-ngapain nih. Suruh Keysa aja," gerutu Keysa semakin kesal melihat sahabatnya itu menggoyangkan kaki dengan mulut yang terus mengunyah.

Teng Nong.

"Keysa juga lagi belajar mommy!!" teriak Keysa tak mau kalah.

"Belajar apaan lo?!"

"Belajar hidup mager," jawab Keysa santai.

Terlalu kesal, Kayvi memukul Keysa dengan geram.

"Ah ... Mommy, Kayvi kasar!!" adu Keysa dengan suara kesakitan.

"KAYVI!!"

"Aku gak ngapa-ngapain, Ma, Keysa bohong," teriak Kayvi membela diri.

Teng Nong.

"Buka pintunya," teriak dari dapur memerintah.

"Seriously Mom? I'm studying. Besok ada ujian."

"Bohong mommy, besok guru rapat."

Kayvi semakin geram saja. "KEYSA!!"

"Mommy, Kayvi bentak Keysa," teriak Keysa menahan tawa melihat wajah memerah itu. 

Dari dapur, terlihat Ny. Febby—Mama Kayvi—keluar dari membawa spatula.

Keysa langsung berlari memeluk wanita itu. "Mommy, Kayvi jahat," adunya menunjuk dengan wajah seperti korban kejahatan.

Kayvi mencebikkan bibirnya.

Teng Nong, Teng Nong, Teng Nong.

"Kayvi bukain pintu!!" perintah Ny. Febby dengan spatula yang teracung.

Keysa menahan tawanya melihat wajah protes itu. Ia memeletkan lidah mengejek, dan saat Kayvi terlihat bergerak geram, ia mengeratkan pelukannya lagi.

"Tapi Ma, aku lagi belajar," protes Kayvi tetap tak mau. 

"Terus siapa yang buka pintunya? Mommy? Kamu tega nyuruh mommy buka pintu?" tanya Ny. Febby masih dengan spatula yang teracung.

"Ya ... suruh Keysa dong," geram Kayvi melihat Keysa yang memeletkan lidah lagi padanya.

"Kayvi, kamu itu laki-laki."

"Terus?"

"Kalau itu penjahat atau pencuri gimana? Mommy gak mau Keysa kenapa-kenapa."

Kayvi menatap tak percaya. "Mom, i'm your child. Seharusnya mommy ngomong gitu sama aku, bukan Keysa."

"Tapi aku itu kesayangan, Kayvi. Ya kan mommy?" tanya Keysa dengan senyum lebar.

Ny. Febby mengangguk dengan senyum manis. "Kayvi bukain pintu!! Ayo sayang, kita siapin makan malam."

Keysa mengangguk mengikuti Ny. Febby ke dapur. Melambai dengan senyum angkuh pada Kayvi yang geram dan mengalah membukakan pintu.

Teng Nong.

"Iya," kesal Kayvi memutar kunci rumahnya.

"Kay, Keysa di sini kan?"

Kayvi terkejut mendengar pertanyaan itu, mengerjap bingung melihat kakak dari sahabatnya itu bertanya dengan tak sabar.

"Keysa mana? Dia di sini 'kan?"

Kayvi mengangguk. "Ada, Keysa ada Kak. Kak Albi tenang dulu." Ia mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya.

Albi segera berlari masuk menghampiri sang adik yang baru keluar dari dapur. "Keysa ... Sayang, Keysa gapapa?"

Dengan khawatir, Albi membawa Keysa ke dalam dekapannya. Mencium puncak kepala adiknya itu dengan sayang. "Keysa gapapa kan?" tanyanya dengan suara bergetar. 

Keysa masih mengerjap bingung lalu menggeleng kecil.

Albi semakin memeluk dengan napas yang memburu. "Kakak khawatir sama Keysa."

Albi melepaskan pelukannya, sedikit berjongkok menyamakan tinggi dengan Keysa. Mengelus pipi adiknya itu dengan lembut. Matanya sudah berkaca-kaca menatap Keysa yang masih bingung.

"Kakak kenapa?" tanya Keysa mulai sedih melihat sang kakak yang terlalu khawatir.

Albi tersenyum menggeleng, mencium kening Keysa kemudian menyatukan kening mereka.
"Keysa jangan jauh-jauh dari kakak ya, maafin Kakak. Kakak yang salah, kakak gak bakal pacaran lagi. Keysa bakal tetap jadi yang utama," lirihnya lagi-lagi memeluk.

Keysa balas memeluk, walau masih bingung. Ia tak tega melihat Albi yang sudah menangis. "Kakak jangan nangis."

Albi mengangguk, mencium puncak kepala Keysa lagi.

Keysa kini tersenyum mengusap lembut punggung tangan sang kakak. "Keysa gapapa, aku juga gak marah. Keysa seneng kakak datang ke sini."

Albi kembali mengangguk.

"Hm, bisa kita makan sekarang? Aku lapar." Keysa tertawa menunjukkan gigi putihnya.

Albi tertawa, mencubit pipi adiknya dengan gemas.

"Mommy kenapa ikut nangis?" tanya Keysa tertawa geli.

Ny. Febby yang sedari tadi menyaksikan mereka ikut menitikkan air mata. "Mommy terharu."

Keysa tertawa kecil memeluk Ny. Febby. Albi ikut tertawa.

"Aku juga mau peluk dong." Kayvi merentangkan tangannya minta dipeluk.

Ny. Febby menggeleng, malah menarik Albi dan memeluk laki-laki itu.

Kayvi cemberut. "Yang anak siapa yang dimanjain siapa."  

Ketiganya tertawa mendengar cibiran itu. Keysa segera menarik Kayvi bergabung dalam adegan berpelukan mereka lalu keempatnya malah semakin tertawa. Setelah acara pelukan, mereka mulai mengambil duduk dan makan.

Keysa mendapat porsi lauk lebih banyak dari yang lain, pasalnya Albi dan Ny. Febby terus bergantian menambahkan ke piring gadis itu. Bukan hanya Keysa, Albi juga mendapat tambahan dari Ny. Febby, sementara Kayvi seperti orang asing.

Kayvi yang malang.

***

Vote💚

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang