Pulang sekolah.
Kayvi, Albivaran, dan Galava sedang berada di mall menemani Keysa berbelanja.
Hanya menemani.
Keysa melarang mereka ikut berbelanja. Sebenarnya gadis itu sudah mengajak Stavy dan Irene, tetapi keduanya sedang sibuk.
Atau pura-pura sibuk?
Mungkin.
Keysa teramat senang hari ini. Tiga pacarnya menemaninya berbelanja.
Di sampingnya, Kayvi memegangi sandwich miliknya.
Di sampingnya lagi, Galava memegangi minuman greentea-nya.
Di samping Galava, Albi membawa tasnya.
Keysa hanya membawa tubuh dan juga niat.
Lagi, Kayvi menyuapi Keysa yang makan dengan suapan besar, pipi gadis itu bahkan bergerak mengikuti.
Ketiga laki-laki itu berjalan mengekor bak bodyguard .
"Keysa mau beli apa?" tanya Galava mulai lelah berjalan-jalan.
"Baju, tas, sepatu, make up, dan mainan," jawab Keysa enteng, mengabsen barang-barang yang akan ia beli.
Kayvi mencebikkan bibirnya. "Kayak bocah aja beli mainan."
Keysa memeletkan lidah tak peduli. Berlari memasuki sebuah toko baju dan para lelaki memilih menunggu di luar. Setelah memilih beberapa baju, Keysa memanggil Galava yang langsung datang dan membayar.
Albi bertugas membawa paperbag belanja.
Keysa lalu masuk ke dalam toko tas dan sepatu. Lagi-lagi, para lelaki menunggu di luar. Setelah memilih sepatu dan tas, Keysa memanggil Kayvi yang dengan berat hati membayar.
Kini, Galava yang membawa belanja Keysa.
Setelahnya, Keysa masuk ke dalam toko make up. Memilih-milih peralatan yang sekiranya sangat menarik.
Menarik.
Bukan berguna.
Keysa lebih suka mengoleksi. Sesekali mencoba pewarna bibir di bibir Galava, Kayvi dan Albi. Ia tak mau memakaikan pada dirinya sendiri.
Untuk make up, Albi yang membayar. Ia harus banyak bersabar karena uangnya lebih banyak habis dibanding Galava dan Kayvi.
"Gue gak mau beli mainan lagi, uang gue habis beli sepatu lo." Kayvi mendengus kesal.
Keysa malah tertawa memeluk sahabatnya itu dari samping. "Nanti gue beliin lo sesuatu."
"Gak usah. Nanti lo pasti beliin gue barang cewek," kesal Kayvi mendengus lagi.
Galava dan Albi hanya tertawa melihat wajah kesal itu.
"Yaudah kalau gak mau."
Keempatnya berjalan naik ke lantai khusus mainan.
Bukan Timezone.
Walau ada timezone di sana.
"Kak Galak ...," panggil Keysa dengan senyum manisnya.
Galava tersenyum dengan begitu manis. "Hm?"
Keysa mengeluarkan puppy eyesnya. "Kak Galak mau beliin aku mainan kan?" Ia sedang membujuk Galava.
"Jangan, Kak, nanti dia boros."
Keysa langsung menatap Kayvi dengan tajam. Yang ditatap balik menantang.
Keysa mendengus, kembali menatap Galava yang masih diam. "Kak Galava mau, 'kan?"
"Jangan, Kak," larang Kayvi menggeleng.
"Aku pengen beli mainan Barbie," rengek Keysa menekuk bibirnya.
Kayvi menggeleng lagi, kali ini lebih tegas. "Jangan dikasih, Kak."
"Aku bosan di rumah terus, gak ada mainan." Keysa terus membujuk.
Kayvi terus membantah, "Kak, nanti Keysa jadi boros kalau diturutin mulu."
"Kalau aku bosan kadang mainnya benda tajam."
Kayvi semakin menggeleng, menatap tak percaya pada ucapan itu. "Bohong, Kak, kalau Keysa bosan yang ada dia gangguin gue!"
"Diam, Kayvi!!" kesal Keysa menatap tajam.
"Udah-udah, jangan ribut lagi." Galava menengahi. "Kita beli mainan ya. Keysa pilih aja, Kak Galak yang bayar."
Keysa tersenyum senang hingga melompat kecil. Memeletkan lidahnya lagi mengejek Kayvi yang mendengus kesal. Ia lalu memasuki toko mainan Lego.
Kok Lego?
Ya terserah Keysa lah!!
Setelah memilih dua jenis Lego, Galava langsung membayar.
Kayvi dengan berat hati lagi membawa barang belanja Keysa.
"Sekarang ke mana?" tanya Galava.
"Mak—"
"Pulang," sela Kayvi cepat.
"Makan dulu, Kay!!"
"Makan di rumah aja," usul Galava.
Keysa malah cemberut.
"Oke, mekdi," ucap Albi mengambil keputusan.
Keysa langsung tersenyum berlari ke samping sang kakak. "Kakak yang terbaik emang!" serunya mengacungkan kedua jempolnya.
Keempatnya akhirnya menuju McD. Duduk di salah satu kursi meja dan memesan paket lengkap. Keysa menunggu sambil melirik-lirik meja lain. Matanya berhenti pada meja sudut membuatnya tersenyum kecil.
Meja khusus keluarga.
"Keysa."
Keysa langsung mengalihkan pandangannya menatap sang kakak.
"Kenapa?" tanya Albi khawatir.
Keysa menggeleng.
"Gapapa?" tanya Galava ikut khawatir.
Keysa tersenyum sambil menggeleng.
Kayvi menghela napas pelan, tau apa yang dipikirkan sahabatnya itu. "Kita semua keluarga lo Key, jangan iri sama yang lain."
Keysa tersenyum lagi sambil mengangguk. "Aku gak iri, cuma seneng aja lihat keluarga harmonis."
"Mau dinner sama keluarga Kak Galak gak?"
Keysa langsung mengangguk semangat.
"Nanti malam kakak jemput ya."
Keysa lagi-lagi mengangguk. "Kayvi ikut dong sama mommy."
Kayvi mengangguk tanpa pikir panjang. "Everything for my Keysa."
Keysa tersenyum semakin senang. "Ajak keluarga Stavy sama Irene juga, ya."
"Nanti Kak Galak ajak."
Keysa menari kecil karena terlalu bahagia. Kayvi ikut menari menemani gadis itu. Galava hanya tersenyum, begitu juga dengan Albi yang senang dan terharu.
***
Vote💚
![](https://img.wattpad.com/cover/226355334-288-k925654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam(ily)
Teen FictionIni Kisah Keysa. Yang tidak pernah merasakan masa 'jomblo'. Karena setiap putus dari pacarnya, Keysa masih punya tiga cadangan. -Galava. -Kayvi. -Albivaran(?) *Ini bukan short story yang masalahnya selesai satu chapter aja. *Walau setiap chapter p...