Keysa melambai pada Galava yang ikut melambai, mulai melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumahnya. Ia berbalik dan masuk ke dalam rumah.
Rumah yang sudah lama tak ia tempati karena sering menginap di rumah pacar-pacarnya. Keysa sangat bangga mengatakannya. Ia memasukkan kunci ke dalam lubang dan memutarnya.
Ceklek.
Keysa segera saja masuk ke dalam rumahnya. Tampak sangat gelap. Ia mengerut bingung. "Bi," panggilnya.
Tak ada jawaban.
"Bibi ...."
Masih tak ada jawaban.
Keysa menghela napasnya pelan. "Kak Albi." panggilnya berjalan menghampiri kamar Albi. Ia sangat merindukan kakaknya itu.
Membuka pintu, tapi tak menemukan siapa-siapa. Keysa melangkah masuk memeriksa kamar itu. "Kak Albi."
Tak ada jawaban.
Keysa berjalan menuju pintu kamar mandi, menempelkan daun telinganya di sana. "Kak Albi," panggilnya mulai mengetuk pintu. "Kak Albi di dalam kah?"
Keysa masih berusaha mengetuk pintu. "Kak ...."
Sama sekali tak ada jawaban.
Keysa kembali menghela napasnya. Jika tau seperti ini, ia lebih baik menginap di rumah Galava tadi.
Galava.
Laki-laki itu sudah diobati.
Keysa juga sempat bermain ke rumah Galava tadi.
Masalah ponselnya.
Kayvi benar, Galava belum membeli ponselnya.
Tadi Galava menawarkan ingin membeli lewat online saja. Namun, Keysa tak mau, dan karena Galava sedang sakit jadilah ia masih belum punya ponsel sekarang. Saat ditanya ingin menginap atau tidak, ia memilih pulang ke rumah.
Keysa sangat sangat merindukan Albi, dan sekarang kakaknya itu entah di mana. Hari sudah mulai gelap, Keysa takut Albi pergi ke club atau bersama teman-temannya. Ia tak masalah jika teman-teman kakaknya itu baik, masalahnya setengah dari sekelas tidak ada yang beres.
Albi dan Galava tidak sekelas. Galava mendapat kelas pertama sementara Albi mendapat kelas kedua.
Keysa melangkahkan kaki keluar dari kamar. Menaiki tangga, masuk ke dalam kamarnya, memilih baju di lemari dan masuk lagi ke dalam kamar mandi. Ia mulai melakukan ritual bersih-bersihnya.
20 menit kemudian.
Keysa sudah merasa segar lagi dan turun ke lantai bawah karena perutnya mulai keroncongan sekarang. "Bibi ...."
Tak ada jawaban.
Keysa mendengus kesal. Membuka lemari dan hanya ada bahan-bahan makanan di sana.
Keysa itu pintar masak.
Hanya saja, Keysa malas.
Jadilah Keysa berjalan menuju ruang tamu lagi setelah mengambil susu kotak coklat dari sana.
Keysa duduk dan menyalakan tv.
Keysa tak punya ponsel.
Keysa malas main laptop.
Keysa juga malas nonton tv.
Tapi tak ada yang bisa gadis itu lakukan selain menonton dengan malas.
"Kayvi ...." Keysa jadi teringat laki-laki.
Biasanya Kayvi yang selalu menemani Keysa jika sedang sendiri sekarang. Haruskah Keysa menelpon?
"Oke, mari kita coba." Keysa berjalan menuju telepon rumahnya. "Tapi gue gak ingat nomor Kayvi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam(ily)
Teen FictionIni Kisah Keysa. Yang tidak pernah merasakan masa 'jomblo'. Karena setiap putus dari pacarnya, Keysa masih punya tiga cadangan. -Galava. -Kayvi. -Albivaran(?) *Ini bukan short story yang masalahnya selesai satu chapter aja. *Walau setiap chapter p...