Pikiran Jahat

182 28 0
                                    

Hari Pembagian Hasil Pembelajaran Semester Ganjil.

"Keysa Jennifer."

Keysa dan Ny. Febby serentak melangkah menuju meja guru. Keduanya mengambil duduk dengan ekspresi wajah yang berbeda. Keysa sedari tadi gugup sementara Ny. Febby terlihat begitu senang.

"Saya pikir setelah Kayvi pergi, saya tidak akan bertemu ibu lagi," ucap guru yang menyandang status sebagai wali kelas.

Ny. Febby tersenyum. "Selama Keysa sekolah di sini, ibu akan bertemu saya."

"Sangat disayangkan Kayvi pindah dari sekolah ini. Semua guru begitu kehilangan anak ibu. Kayvi benar-benar berprestasi dan membanggakan sekolah."

Ny. Febby hanya tersenyum. Ia melirik ke samping, mendapati Keysa menundukkan kepalanya dengan tangan yang saling meremas. "Bagaimana nilai Keysa, Bu?"

"Ah, saya hampir lupa Ibu di sini sebagai wali Keysa." Guru itu membuka raport dan menunjukkan pada Ny. Febby. "Semester ini nilai Keysa benar-benar memuaskan, Nyonya. Semua nilai di atas delapan puluh bahkan ada nilai sembilan."

Keysa langsung bernapas lega dengan senyum yang lebar.

"Saya berharap Keysa bisa mempertahankan nilai ini bahkan meningkat untuk semester akhir."

Ny. Febby memberikan acungan jempol membuat senyum Keysa kian lebar. Keduanya berdiri dan menyalam guru itu lalu melangkah keluar.

"Key!!"

Keysa menoleh pada Irene yang sudah di luar kelas. Ia melihat sahabatnya itu ingin menghampirinya, tetapi wanita yang tengah memeriksa raport Irene segera menjewer dan membawa Irene pergi. Ny. Febby menggelengkan kepala melihat Irene masih sempat melambai dengan cengiran lebar.

Keduanya kembali melangkah menuju parkiran dan memasuki mobil. Keysa segera menutup pintu lalu menatap Ny. Febby. "Mommy, kita jadi ke Thailand 'kan ketemu Kayvi?"

Ny. Febby tak memberikan jawaban. Wanita itu memakai seatbelt, sementara Keysa masih semangat menunggu jawaban. Beralih memakaikan seatbelt untuk Keysa, Ny. Febby mulai menyalakan mesin dan melaju.

"Kok mommy diam aja? Kita jadi pergi, 'kan?" tanya Keysa masih mempertahankan senyumnya.

"Gimana kalau kita makan siang dulu? Keysa mau makan ayam atau—"

"Gimana kalau kita beli tiket untuk besok? Hari ini bisa prepare dulu, besok tinggal—"

Tit, tit!

Keysa langsung mengatupkan mulutnya mendengar suara klakson yang dibunyikan Ny. Febby. Ia memperbaiki posisi duduknya menghadap ke depan.

"Mau makan ayam atau yang lain, Sayang?"

"Mommy aja yang pilih," jawab Keysa memberikan senyum kecil. Ia menatap keluar dan mengerjapkan matanya dengan cepat.

Ny. Febby melirik ke samping, menarik tangan Keysa di atas pahanya. "Gimana kalau di Kim's Cafe?"

Keysa hanya menganggukkan kepalanya.

"Katanya di sana ada susu coklat juga, pake banyak topping lagi. Keysa pasti suka."

Lagi, Keysa hanya mengangguk dengan senyum kecil. Ia kembali menatap keluar dan menarik tangannya dari atas paha Ny. Febby. Dengan mata yang terpejam, ia menarik napas dan menghembuskan perlahan. Pengalihan topik pembicaraan sudah menjadi jawaban atas pertanyaannya.

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang