Niko Lagi.

248 39 26
                                    

Hari Kedua Pertandingan Persahabatan.

Pertandingan Futsal.

Tuan Rumah; Sekolah Dermawa.

Keysa sedari tadi tak pernah jauh dari Kayvi. Tangan keduanya saling tertaut berjalan melewati koridor yang ramai.

Albi dan Galava sedang ada di ruang ganti. Sebenarnya ia tidak termasuk anggota klub, tetapi salah satu anggota ada yang tidak datang.

"Kay," bisik Keysa memanggil.

Kayvi merendahkan diri dengan alis yang terangkat.

"Jangan jauh-jauh."  

Kayvi mengangguk, merangkul Keysa mendekat padanya. "Gue gak mungkin ninggalin kesayangan gue di rumah singa."

Keysa mengerucutkan bibirnya, menahan malu dengan pipi yang merona.

"Eh, calon pacar."

Keduanya mendongak menatap seorang laki-laki dengan gerombolan yang cukup banyak berdiri di depan mereka. Dengan sebuah tusuk gigi, kayu dan juga dasi yang diikat di kepala.

Brandalan.

Niko Lagi.

Keysa memutar bola matanya malas.  "Lo lagi, lo lagi."

"Jutek aja kamu cantik, Beb." goda Niko tersenyum sinis.

"Cihuy, Asyiap Bosque."

Teriakan dari gerombolan Niko semakin membuat Keysa kesal. Kayvi masih diam menunggu perintah. Ia tau suka menyerang.

Keysa berdecih tak suka. "Mending lo pergi sebelum Kak Galak sama Kak Albi datang, lo semua pasti babak belur. Kasihan gue muka lo semua udah di bawah SNI."

Niko tertawa, gerombolannya ikut tertawa berpura-pura takut. "Takutnya."

Tawa itu semakin menggelegar membuat Keysa semakin kesal.

Kayvi yang sedari tadi diam ikut tertawa. "Lo pada gak malu ya? Udah main curang tapi tetap kalah."

Niko tersenyum sinis. "Malu itu cuma buat orang pecundang"

Kayvi ikut tersenyum. "Lo tau apa yang lebih rendah dari pecundang? Seorang Niko."

Mendengar itu Niko mengepalkan tangannya. "Kalau lo semua berani, kita taruhan lagi!!"

"Taruhan? Gak ah, nanti lo kalah lagi." Kayvi tertawa, Keysa ikut tertawa memeletkan lidahnya mengejek.

Niko semakin kesal membuang tusuk gigi yang sedari tadi ia gigit.
Tangannya memutar-mutar kayu yang ia pegang, mengangkat kayu itu menunjuk wajah Keysa.

Krek.

Kayvi langsung mematahkan kayu itu, memutar balik tangan Niko hingga ujung patahan itu berada tepat di kerongkongan laki-laki.

Niko jelas sudah lebih dulu menyerang.

Kayvi menatap tajam gerombolan Niko membuat mereka menelan ludah dan bergerak mundur. Ia menekan tangan Niko hingga ujung patahan itu mengenai bahkan menusuk kulit leher Niko.

"Lo berani nyentuh Keysa, gue pastiin lo mati!!" Kayvi menggertakkan giginya menahan amarah, melempar Niko hingga laki-laki itu terjatuh di antara gerombolannya sendiri.

Kayvi menarik tangan Keysa, membawa gadis itu pergi.

"Kalau sekolah gue menang, Keysa berhak milik gue!!"

Kayvi mengacungkan jari tengah lalu membuang ludahnya.

"Gue anggap lo setuju!!"

Kayvi tak menanggapi teriakan itu lagi.

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang