Keysa sedang berada di balkon kamarnya menikmati angin malam. Ia suka cuaca hari ini, dan perutnya mulai lapar.
Keysa tak ada makan sejak pulang dari rumah Galava dan Albi sedang ada janji dengan Cwen. Hanya ada bibi yang mungkin sedang berada di kamar.
Keysa tak suka sepi.
Keysa juga tak suka lapar.
Meraih ponselnya, Keysa menimang-nimang ingin menghubungi siapa. Ia terlalu takut untuk keluar sendiri malam-malam.
Galava?
Oh No! Keysa, 'kan sedang marah.
Kayvi?
Keysa berdecak kesal.
Kayvi pasti sedang mabar dengan Irene sekarang. Sahabatnya itu jelas tak suka diganggu.
Tapi Keysa lapar!
Bibi?
Tidak, Keysa sedang tidak ingin makan makanan rumah.
Pada akhirnya Keysa memilih menelpon Kayvi.
Sekali tak diangkat.
Dua kali tetap tak diangkat.
Ketiga kalinya ....
"Apasih? Gue lagi main game!"
Sudah Keysa katakan. Ia langsung mematikan sambungan telepon kemudian terdiam lagi menatap langit.
Drrrtd drrrtd drrrtd.
Keysa melirik ponselnya dengan nama Kayvi pada layar. Segera ia menyambungkan telpon itu.
"Halo, Key."
"Hm," sahut Keysa menggoyangkan kakinya yang menggantung.
"Sorry, gue kelepasan tadi."
Keysa mengangguk walau tak ada gunanya. Mereka sedang bertelepon, Kayvi tak mungkin tau.
"Key—"
"Udah selesai main gamenya?"
"Udah kok."
"Lo udah makan?"
"Udah juga."
Diam sebentar, Keysa menghela napasnya.
Kayvi tak peka.
"Lo ... gak nanya gue udah makan atau belum?" tanya Keysa tak bisa menahan kesalnya.
"Mau dibeliin apa?"
Keysa langsung tersenyum. "Pekanya pacarku."
Hanya terdengar tawa ringan dari seberang.
"Beliin sate ya, cepet!"
"Siap 86."
Panggilan langsung terputus.
15 menit kemudian.
"Nih satenya."
Mata Keysa langsung berbinar menerima sate yang sudah tertata di piring. "Terimakasih Kayviku sayang," ucapnya segera melahap sate itu.
Kayvi tersenyum mengambil duduk di samping. "Kak Albi gak di rumah?"
Keysa menggeleng.
"Ke mana?"
"Pwuacaran" jawab Keysa dengan pipi gembung karena sate yang ia makan.
Kayvi menahan tawa melihat eskpresi lucu itu. "Gimana mainnya sama Kak Galak?"
Keysa diam sebentar kemudian menggeleng lagi. "Gak jadi."
"Kenapa?"
Keysa mendongak menatap membuat Kayvi tertawa kecil. Tangannya tergerak menghapus bekas kuah sate dari pipi gadis itu yang hanya tersenyum kemudian kembali makan.
"Lo belum jawab pertanyaan gue," ucap Kayvi.
"Yang mana?"
"Kenapa gak jadi main sama Kak Galak?"
"Sibuk."
Kayvi mengerutkan keningnya bingung.
Sesibuk apapun Galava, pasti selalu ada selipan waktu untuk seorang Keysa.
Namun, Kayvi hanya mengangguk. Keysa sudah selesai makan dan segera meminum air mineral yang juga dibawakan. Setelahnya Keysa kembali diam dan bersandar di bahu Kayvi.
"Kayvi ...," panggil Keysa dengan lirih.
"Kenapa, Key?" Tanya Kayvi lembut mengelus bahu gadis itu.
Keysa kembali diam dengan bibir yang tertekuk.
"Kangen mama kamu?"
Keysa masih tetap diam.
"Mau nginap di rumah aku?"
Keysa mengangguk. Keduanya langsung bergerak masuk ke kamar. Memasukkan peralatan yang diperlukan untuk besok kemudian keduanya berjalan keluar dari rumah, menaiki motor dan mulai melaju menuju rumah Kayvi.
"Kayvi jangan pacaran."
Kayvi melirik Keysa dari kaca spion. Gadis itu terlihat sangat murung.
"Kayvi, Keysa sedang jomblo. Kayvi harus menemani Keysa jomblo.
Kayvi gak boleh pacaran!" tegas Keysa tepat di telinga laki-laki itu."Iya, Keysa," jawab Kayvi.
"Jangan kayak Kak Albi, lupain adeknya karena ada Cwen. Jangan kayak Kak Galak juga, lupain gue karena temen chatnya."
Kayvi mengangguk saja. Mulai mengerti akar permasalahannya.
Galava dan Albivaran jelas sudah mencueki Keysa!
***
Vote💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam(ily)
Teen FictionIni Kisah Keysa. Yang tidak pernah merasakan masa 'jomblo'. Karena setiap putus dari pacarnya, Keysa masih punya tiga cadangan. -Galava. -Kayvi. -Albivaran(?) *Ini bukan short story yang masalahnya selesai satu chapter aja. *Walau setiap chapter p...