Pagi ini, Keysa keluar dari kamar dengan senyum cerah. Ekspresi wajahnya terlihat begitu bersemangat keluar dari kamarnya.
"Duh, yang lagi ulang tahun makin cantik aja."
Keysa langsung berlari memeluk Ny. Febby yang langsung mendekapnya.
"Happy Birthday, Putri Kesayangan, Mommy," ucap Ny. Febby membuat senyum pada wajah gadis yang ia peluk itu kian lebar.
"Ma, Kayvi pulang 'kan?"
Ny. Febby menganggukkan kepalanya dengan senyum. "Kayvi pulang kok."
Keysa kian bersemangat dan semakin memeluk erat. "Love mommy so many many deh."
"Ah? Maksud Keysa so much?"
"Eh, salah toh?" Keysa tergelak, menggaruk tengkuknya dengan cengiran polos. "Pokoknya Keysa sayang sama Mommy!!"
Ny. Febby mencubit pipi gadis itu dengan gemas. "Makin tua makin gemesin, heran deh!"
"Nanti Keysa mau ke salon, Kak Galak yang ajak," ucap Keysa yang diangguki. "Keysa harus cantik biar gak kalah dari cewek-cewek yang ada di Thailand."
Ny. Febby tertawa kecil, mengusap kepala Keysa dengan lembut. "Kamu sudah tujuh belas tahun, Keysa. Waktunya kamu berpikir realistis dan secara logika."
"Keysa realistis kok. Kalau Keysa ke salon, Keysa bakal makin cantik dan Kayvi gak akan berpaling dari Keysa karena Keysa jauh lebih cantik dari cewek-cewek Thailand," ucap Keysa dengan senyum yang masih ia pertahankan.
Ny. Febby hanya bisa mengangguk. Ia membiarkan Keysa pergi menuju dapur. Masih berdiri di tempat yang sama dengan helaan napas panjang. "Kalau saja Keysa lihat Galava, semua bakal lebih mudah."
***
Drrrtd Drrrtd Drrrtd.
Keysa yang tengah memeriksa kuku palsunya segera berlari saat mendengar ponselnya berbunyi. Ia seketika bersemangat melihat nama penelpon yang terlihat di layar. Dengan segera, jarinya menarik simbol telepon hijau ke atas dan menempelkan ponsel di daun telinga.
"Kayvi, akhirnya lo telpon gue! Lo udah di mana?! Bandara—"
"Keysa."
Senyum Keysa kian lebar. Ia mengangguk dengan semangat dan mengambil duduk di tepi kasur.
"Selamat ulang tahun."
"Makasih, Sayang. Lo di mana sekarang? Udah di bandara? Gue jemput—"
"Gue di Thailand."
Senyum lebar Keysa perlahan memudar, tetapi tetap berusaha mempertahankan senyumnya. "Lo belum berangkat? Gapapa, kok, masih bisa berangkat sekarang. Masih ada waktu—"
"Gue gak bisa datang."
Dan seketika itu pula bahu Keysa langsung merosot. "Kenapa?" tanyanya menundukkan kepala.
"Gak bisa aja, ada urusan."
"Lebih penting dari gue?" tanya Keysa lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fam(ily)
Teen FictionIni Kisah Keysa. Yang tidak pernah merasakan masa 'jomblo'. Karena setiap putus dari pacarnya, Keysa masih punya tiga cadangan. -Galava. -Kayvi. -Albivaran(?) *Ini bukan short story yang masalahnya selesai satu chapter aja. *Walau setiap chapter p...