"Key, udah sampai."
Keysa mengerjap tersadar memandang sekitar.
"Keysa gak mau turun kah?"
Keysa membuka pintu mobil dan langsung turun. Tanpa mengatakan apa-apa pada Albi. Memasang kacamata hitam dan juga masker.
Berjalan menyusuri koridor sekolah, Keysa mengabaikan bisik-bisik sekitar yang membicarakan dirinya. Ia menaiki tangga dan masuk ke dalam kelas. Duduk di tempatnya, melirik kursi yang ada di sampingnya.
"Masih berantam aja lo berdua."
Keysa mendongak, mendengus kesal melihat Irene yang sedang bermain ponsel sambil memakan bekalnya. "Tumben bawa bekal."
Irene mengangguk. "Mama maksa, lo tau lah. Kalau Senin harus cepat-cepat ke sekolah." Ia membawa bekalnya di atas meja Keysa. "Mau?"
Keysa mengambil sesuap nasi goreng itu. "Siapa yang masak?"
"Nyokap lah, ya kali gue."
Keysa mengangguk-angguk. "Enak banget dimasakin."
Irene mendelik. "Lo lebih enak disuapin"
"Lo kira gue bocah disuapin."
"Lagian lo juga bisa minta dimasakin kali. Nyokap lo ada tiga."
Keysa mengangkat bahunya acuh.
"Lo tau—""Nggak"
"Gue belum selesai njir!!"
"Lanjut Bosque," kekeh Irene menyuap ke dalam mulutnya.
"Gak jadi deh."
Irene mendelik kesal.
"Stavy belum datang?"
"Belum, tuh anak pintar-pintar hobbynya telat."
Keysa tertawa, setuju dengan Irene. Stavy memang suka telat, lebih tepatnya datang tepat waktu.
"Gosip trus."
Keduanya mendongak.
"Panjang umur lo, Stav."
Stavy mencebikkan bibirnya. "Lo berdua gosipin gue ya?!"
Teng Nong, Teng Nong.
Keysa menyimpan kacamatanya dan segera beranjak disusul Irene.
"Tungguin gue woy." Stavy berteriak kesal mengambil topinya dan segera lari menghampiri Keysa dan Irene.
Dua gadis itu lari menghilang di kerumunan membuat Stavy kesal. Keysa memejamkan matanya, tangannya terangkat menutupi matanya karena cahaya matahari yang terik. "Panas banget, gue gak kuat upacara kayaknya."
"Dih, jangan lari lo," peringat Irene menarik Keysa.
"Bangke lo berdua, main ninggalin aja!"
Irene dan Keysa kembali lari saat melihat Stavy mengatur nafasnya.
"Gak ada akhlak lo berdua!!" teriak Stavy kesal.
Keduanya tertawa melihat Stavy yang berjalan lunglai menghampiri barisan mereka.
Keysa memilih berdiri di belakang. Ia melipat tangannya di depan dada. Menunggu upacara dimulai, di bawah terik matahari yang sangat menyengat pagi itu.
15 menit sudah berlalu, tetapi barisan tak kunjung rapi.
Keysa mendengus kesal berdiri berlindung di bawah pohon. Kakinya terasa sangat bergetar, kepalanya sedikit sakit.
"Kita mulai upacaranya!!"
Barisan seketika rapi, Keysa juga ikut masuk ke dalam barisan. Dan entah kenapa, ia berada di barisan yang sangat panas. Ia merapat pada temannya, mencoba berlindung.
![](https://img.wattpad.com/cover/226355334-288-k925654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam(ily)
Teen FictionIni Kisah Keysa. Yang tidak pernah merasakan masa 'jomblo'. Karena setiap putus dari pacarnya, Keysa masih punya tiga cadangan. -Galava. -Kayvi. -Albivaran(?) *Ini bukan short story yang masalahnya selesai satu chapter aja. *Walau setiap chapter p...