KAK GALAK!!

496 55 18
                                    

Keysa berlari kecil memasuki rumah yang dipenuhi bunga. "Mommy Diana," sapanya senang memeluk seorang wanita yang sedang menonton.

Ny. Diana balas memeluk. "Keysa Sayang."

Sebentar mereka berbincang sebelum akhirnya Keysa beranjak menghampiri seorang laki-laki yang sedang menggambar di ruang tengah.

"Kak Galak," sapa Keysa dengan senyum lebar duduk di depan Galava.

Galava tersenyum dengan kening berkerut bingung. "Keysa kok ke sini, hm?"

Keysa langsung cemberut mendengar pertanyaan itu. "Aku gak boleh ke sini emang?"

Galava menggeleng cepat. "Bukan gitu, Sayang. Tadi Keysa bilang mau main sama Kayvi, gak jadi?"

Keysa malah semakin cemberut. "Tadi aku mau ajakin Kayvi main, tapi dia lagi banyak tugas."

"Trus, Keysa kenapa gak ikut kerjain tugas? Keysa sama Kayvi, 'kan, sekelas. Tugasnya barengan dong."

"Iya, tadi aku juga mau ngerjain tugas tapi Kayvi bilangnya gini udah lo main aja sama Kak Galak, biar gue yang ngerjain tugasnya jadinya aku ke sini," jelas Keysa meniru Kayvi berbicara membuat laki-laki di depannya itu tertawa.

"Ke sini naik apa?" tanya Galava.

"Naik grab."

"Lain kali Keysa kalau mau datang ke sini kabari Kak Galak dulu."

"Kenapa? Kak Galak takut aku ganggu kakak?"

Galava tersenyum lembut sambil menggeleng. "Kalau Keysa ngabarin, Kak Galak, 'kan, bisa jemput. Masa Princessnya Kak Galak naik grab sih."

Keysa tersenyum malu mendengar perhatian itu.

"Keysa nunggu grabnya lama gak?"

Keysa mengangguk. "Tapi aku nunggu di rumah Kayvi, jadi aku ada temennya."

Galava tersenyum lagi, menyelipkan rambut Keysa di belakang telinga gadis itu. "Keysa mau main apa?"

Mendengar pertanyaan itu, Keysa seketika langsung ceria. "Aku mau main apa aja, aku bosan."

Galava mengangguk kecil. "Tunggu kakak selesai gambarnya dulu, ya. Nanti kakak temenin main," ucapnya kembali melanjutkan kegiatan menggambarnya.

Dan Keysa mulai bosan. Ia melipat tangannya di meja belajar Galava kemudian menidurkan kepalanya di sana.

"Keysa udah makan?"

Keysa mengangguk kecil. "Kak Galak?"

"Udah."

Keysa kembali mengangguk. "Kak Galak."

"Iya, Sayang?" sahut Galava.

Keysa diam sebentar kemudian ia kembali membuka mulut. "Aku pengen deh, di rumah ada mama sama papa."

"Hm."

"Aku kangen sama mama," lirih Keysa menghela napasnya pelan. "Kak Galak tau gak? Kemarin, 'kan, aku mau cerita sama Kak Albi, tapi Kak Albi nya sibuk sama Kak Cwen. Aku jadi gak ada temen cerita."

Tidak ada jawaban.

Keysa tak perlu mendongak untuk memastikan Galava mendengarnya. "Sejak Kak Albi pacaran sama Kak Cwen, Kak Albi jadi gak asik. Dikit dikit pegang hp, dikit dikit balas chatnya Kak Cwen. Kak Albi jadi gak ada waktu sama aku."

Masih tak ada jawaban.

Keysa semakin memayunkan bibirnya, mengetuk meja dengan bosan. "Aku tau Kak Cwen juga butuh perhatian Kak Albi. Tapikan, aku adiknya. Jelas lebih penting aku daripada Kak Cwen. Ya, 'kan kak?"

Hening.

Seharusnya Galava berbicara sekarang.

Keysa mendongak melihat laki-laki di depannya itu sedang fokus pada ponsel. "KAK GALAK!!"

Galava langsung menurunkan ponselnya dan menatap Keysa dengan wajah yang gelagapan. "I ... iya, Keysa, kenapa tadi?"

Keysa menatap dengan tajam. "Kak Galak gak dengerin aku ngomong?"

Galava langsung menggeleng. "Aku denger kok."

"Kalau gitu ulang apa yang aku bilang tadi!" tuntut Keysa melipat tangannya.

Galava tampak semakin gelagapan dan bingung.

Keysa berdecak kesal. "Kak Galak sama aja kayak Kak Albi!" kesalnya langsung berdiri.

Galava tentu saja ikut berdiri. "Maaf, Sayang, kakak tadi gak fokus karena balas chat temen."

"Jadi temen Kak Galak lebih penting dari aku, Iya? Gitu maksudnya?"

Galava menggeleng cepat. "Bukan gitu—"

Keysa menepis dengan kasar tangan yang berusaha menyentuhnya itu.
"Kak Galak sama Kak Albi gak sayang lagi sama aku!"

"Keysa dengerin kakak dulu, ya," mohon Galava memelas berusaha memegang tangan gadis yang sedang murka itu. 

Keysa lagi-lagi menepis dengan kasar. "Aku gak mau lagi ngomong sama kakak!" teriaknya berlari keluar dari rumah dan pergi.

***

Vote💚

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang