Badan Kayvi.

327 41 29
                                    

Hari persiapan pertandingan persahabatan.

Pakaian bebas.

Kayvi memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Tangannya terjulur membantu Keysa turun lalu ia turun. Membuka helmnya dan helm Keysa karena gadis itu tak bisa membuka helmnya sendiri.

Ntah gadis itu berpura-pura atau tidak tapi Kayvi juga tak masalah melakukannya.

Keysa tersenyum, tangannya tergerak menata rambut Kayvi yang berantakan. Keduanya sama-sama tak peduli dengan bisik-bisik tetangga yang mulai terdengar.

Sudah terbiasa.

Setelahnya, keduanya berjalan menuju kelas. Keysa tersenyum senang melihat seseorang yang berdiri dengan kerennya di ujung koridor. Melepaskan tangan Kayvi, ia berlari menuju seseorang itu.

"KAK GALAK!!" teriak Keysa dengan semangat hingga menarik perhatian.

Yang dipanggil mendongak. Galava memasukkan ponselnya ke dalam saku. Menatap Keysa dengan datar, tetapi sedetik kemudian, senyumnya terbit melihat semangat itu. Ia mengulurkan tangannya meraih tangan yang sedari tadi terulur.

"Keysa gapapa kan?"

Keysa mengerut bingung sambil menggeleng.

"Keysa beneran gapapa? Gak ada luka? Gak ada yang lecet? Kulitnya masih mulus kan?" tanya Galava memutar-mutar tubuh Keysa.

Keysa semakin bingung melihat Galava. "Keysa gapapa, Kak. Kenapa sih?"

Galava kini menatap mata Keysa. "Keysa bidadari yang jatuh dari Surga itu, 'kan?"

Keysa nge-fly.

Keysa semakin tersenyum malu. Tubuhnya tergoyang ke kanan-kiri saking malunya.

"Utututut, Princessnya Kak Galak malu-malu. Pipinya sampai merah gini loh."

Keysa tersenyum malu, memukul Galava berpura-pura marah.

Galava malah tertawa mengacak rambut Keysa.

"Key"

Keysa mendongak menatap Kayvi yang sudah berdiri di sampingnya.

"Bareng?"

Keysa mengangguk. "Tunggu—"

"Lo duluan aja, Keysa sama gue."

Kayvi langsung melangkahkan kakinya tanpa mengatakan apa-apa.

"Kayvi"

Kayvi berhenti dan berbalik.

"Tunggu gue di kelas ya," ucap Keysa melambaikan tangannya dengan senyum.

Kayvi tersenyum dan mengangguk. Kakinya kembali melangkah menaiki tangga. Keysa menekuk bibirnya, ia tahu sahabatnya itu sedang tidak mood sekarang.

Tapi Keysa tak tau alasannya.

"Keysa udah makan?"

Keysa mengerjap pelan, sedetik kemudian ia mengangguk. "Tadi udah sarapan bareng Mommy sama Kayvi"

Galava tampak mengangguk. "Kalau gitu, Keysa temenin Kak Galak makan dulu yuk."

Keysa mengangguk kecil.

Galava tersenyum lagi, menautkan jarinya di antara jari Keysa. Menarik tangan itu dengan lembut berjalan menuju kantin. Sampai, Galava langsung menyuruh Keysa duduk sementara ia pergi membeli sarapannya.

Dua menit kemudian, Galava kembali dan duduk di depan Keysa. Memberikan susu coklat kotak kepada gadis itu yang segera menerima dan meminumnya dengan semangat.

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang