Ssreekk.
Cahaya matahari langsung memasuki kamar gelap itu saat gorden dibuka. Sang pemilik kamar menggeliat merasakan cahaya yang memasuki matanya.
"TUTUP GORDENNYA!!" teriak gadis yang tengah tidur itu.
Sang pengacau ketentraman tidur itu hanya berdecak kesal. "Bangun Keysa, sekolah!" perintahnya lembut tetapi penuh penekanan.
Gadis bernama Keysa itu berbalik memunggungi. "Gak mau!" tolaknya kembali tidur. "Kay, lo jangan ganggu deh. Gue lagi menikmati masa kegalauan gue!" geramnya.
"Pala lo dua, cepet bangun!" perintah Kayvi lagi menyibakkan selimut yang menutupi tubuh gadis itu.
Keysa berdecak kesal dan menendang pipi Kayvi tanpa perasaan. Kemudian ia kembali menarik selimut dan bersembunyi di dalam.
Kayvi mengaduh sakit, tetapi tak akan menyerah memaksa untuk bangun. Tangannya segera mengangkat Keysa yang masih dibaluti oleh selimut.
"Kayvi, gue gak mau sekolah!" rengek Keysa memasang wajah cemberutnya.
"Otak lo tuh pas-pasan, gak boleh malas sekolah!" semprot Kayvi tak mau kalah.
"Buat apa ada otak lo?" tanya Keysa dengan tengil.
Kayvi berdecak kesal, membawa Keysa masuk ke dalam kamar mandi, menarik selimut gadis itu dan segera menutup pintu. "Cepetan mandi, kalau nggak gue tinggal lo!"
"BYE!"
Kayvi menggeleng mendengar teriakan itu. Ia berjalan menuju lemari, mengambil seragam Keysa dan meletakkannya di atas kasur.
"Mau sarapan apa?" tanyanya mengetuk pintu kamar mandi."MAKAN LO!"
Mendengar teriakan itu, Kayvi seketika kesal. "BISA SANTAI DIKIT GAK?! GUE GAK GUDEG!"
"LO JUGA TERIAK!"
Kayvi memilih mengalah. Ia keluar dari kamar Keysa, menuruni tangga dan berjalan menuju rak sepatu.
"Udah bangun?"
Kayvi menoleh menatap seorang laki-laki kemudian mengangguk. "Udah, Kak."
"Tuh bocah emang nyusahin mulu."
Kayvi hanya tersenyum mengangkat bahunya acuh.
"Berangkat bareng?"
"Boleh," jawab Kayvi sekenanya.
"Jangan gosip pagi-pagi."
Keduanya menoleh mendengar suara itu. Keysa terlihat sudah rapi walau wajah gadis itu masih mengantuk dan dengan malas menuruni tangga.
"Tiati jatoh," tegur Kayvi melihat gaya berjalan Keysa yang menyeret kaki.
"Bodo!" ketus Keysa terus menuruni tangga dan sampai di lantai bawah dengan selamat.
Kayvi berjalan mendekat, memberikan sepatu.
Keysa dengan malas duduk di sofa dan meluruskan kakinya. "Pakein!"
Kayvi mendelik kesal mendengar perintah itu. Ia melempar sepatu dihadapan gadis itu. "Punya tangan, 'kan?!"
"Lo juga."
"Pake sendiri."
"Yaudah gak usah sekolah." Keysa melipat tangannya dan menendang sepatu dihadapannya.
Kayvi harus banyak bersabar jika Keysa sudah seperti ini. Mengalah, ia berjongkok memakaikan sepatu gadis itu lalu kembali berdiri dan menatap Keysa.
"Kak Albi."
![](https://img.wattpad.com/cover/226355334-288-k925654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam(ily)
Подростковая литератураIni Kisah Keysa. Yang tidak pernah merasakan masa 'jomblo'. Karena setiap putus dari pacarnya, Keysa masih punya tiga cadangan. -Galava. -Kayvi. -Albivaran(?) *Ini bukan short story yang masalahnya selesai satu chapter aja. *Walau setiap chapter p...