Bu Keysa

236 39 8
                                    

"Hari ini kita ujian."

"HUH UJIAN?" / "HUH UJIAN?"

Lagi-lagi, setiap ada ujian mendadak selalu Keysa dan Irene yang berteriak protes.

"Yang ingin protes angkat tangan."

Keysa dan Irene segera mengangkat tangannya.

"Kalian berdua lagi. Kalian itu anak unggulan dan mandiri, seharusnya ujian mendadak seperti ini bukan jadi permasalahan."

"Bukan itu masalahnya, Bu," protes Irene tidak terima.

"Terus masalahnya apa?"

"Masalahnya pena saja gak ada, Bu. Saya gak bisa nulis." Irene menunjukkan telapak tangannya dengan menggelengkan kepala.

"Saya punya pena dua kok, Bu."

Irene melotot mendengar perkataan Stavy yang tersenyum manis padanya.

"Stadiva, tolong pinjamkan pena kamu."

Stavy mengangguk mengambil kotak pensilnya, memberikan pena kepada sahabatnya itu.

Irene berdecak kesal. "Lo gak bisa banget sih diajak kerjasama."

"Biar lo pintar, Rene."

Irene mencebikkan bibirnya.

"Keysa, apa masalah kamu?"

"Buku tengah saya udah habis, Bu. Gak bisa dirobek lagi, kertas ujian saja gak ada," ucap Keysa beralasan.

"Kayvi"

Yang dipanggil mendongak.

Bu Rita, Guru biologi yang sedang mengajar mengerut bingung menatap Keysa dan Kayvi bergantian. "Loh, loh, loh? Tumben jauhan gini?"

Keysa berdecak kesal.

Sudah 3 guru yang menanyakan hal itu.

"Kayvi sama Keysa udah cerai, Bu."

Dan, selalu Irene yang menjawab dan menjadi kompor.

Bu Rita hanya menggeleng. "Kayvi, tolong berikan selembar kertas ujian untuk mantan istri kamu."

Seketika kelas tertawa mendengar perkataan Bu Rita. Hanya Keysa dan Kayvi yang berdecak kesal.

Kayvi berjalan membawa selembar kertas. "Nih."

Keysa merogoh kantongnya, mengeluarkan uang logam seribu. "Bayarnya!!" ketusnya menarik kertas itu, segera menuliskan namanya.

"Baiklah, karena tidak ada lagi yang protes. Ujian kita mulai."

Ujian berlangsung terasa sangat lama bagi Keysa dan Irene. Keysa melirik teman-temannya. Tampak sangat fokus dan lancar menuliskan jawaban. Ia melirik teman semejanya lagi. Berdecak kesal, sangat malas rasanya memulai obrolan. C'mon, yang di sampingnya adalah Andara. Keysa tak mau harga dirinya terluka karena mengajak bicara duluan.

"Bu ...."

Keysa langsung memalingkan wajahnya mendengar Andara memanggil Bu Rita.

"Iya, ada apa, Andara?"

"Keysa lihat jawaban saya, Bu."

Keysa membelak. "Ey, apaan lo?! Jangan nuduh sembarang dong!!"

"Keysa."

Keysa langsung menggeleng. "Nggak Bu, saya gak nyontek. Lihat nih, kertas saya masih bersih. Cuma ada soal aja." Ia dengan polosnya mengangkat kertasnya tanpa malu.

"Terus lo ngapain lihatin gue?!"

"Dih, ge'er bat lo dilihatin!! Gue masih normal!!"

"Sudah-sudah, Keysa kamu kerjakan ujian kamu di depan."

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang