Aneh

275 41 47
                                    

"Woi, nunduk bae lo!"

Keysa mendongak menatap kedua sahabatnya yang sudah datang. Ia menatap Stavy dengan kening yang berkerut.

"Apa?" tanya Stavy duduk memutar kursi menghadap Keysa.

"Tumben pake celana."

Stavy mendengus kesal mengingat pertengkarannya dengan Irene di rumah tadi. Biasanya dia memakai rok, tapi sekarang karena paksaan sahabatnya itu, membuatnya harus memakai celana. Keysa tertawa kecil, seakan mengerti dengan wajah itu.

"Wes wes, pake Blazer semua nih?" Tanya Irene menarik kursi yang diputar itu belum diduduki.

"Ya!!" teriak Stavy kesal.

Irene segera menggeser kursi itu lagi dengan cengiran kuda. Ia sangat suka menggangu Stavy.

Keysa hanya bisa menggeleng. "Lo sendiri kenapa pake blazer?"

"Lagi pengen aja. Lo?" Irene balik bertanya.

"Gue? Biar bisa samaan sama Kayvi." Keysa tersenyum sambil mengedipkan matanya genit menggoda.

Kayvi hanya tertawa dengan gelengan kepala.

"Jangan bilang lo yang maksa Kayvi pake blazer."

Keysa tersenyum miring. "Lo juga maksa Stavy pake baju kayak gitu kan? Gue tau Stavy gak suka pake celana jeans."

Irene balas tersenyum miring meniru gaya Keysa. "Habisnya gue beliin gak dipake. Mending dulu gue beli chiken seember"

"Anjir, chiken mulu!"

Keysa tertawa, Irene ikut tertawa. Hanya Stavy yang mendengus kesal, sementara Kayvi sudah kembali fokus membaca buku.

"Key."

Tawa Keysa langsung berhenti, beralih menatap Kayvi sekarang.

"Gue ganti baju bentar."

Keysa mengangguk dan Kayvi segera pergi keluar dari kelas. Suasana ceria langsung berubah menjadi serius setelah kepergian laki-laki itu.

"Lo berdua harus bantu gue sekarang!!" ucap Keysa serius.

Stavy melipat tangannya di atas meja menatap sang sahabat. "Apaan?"

"Gue perlu bantuan lo berdua!!" desak Keysa.

"Iya apa dulu yang perlu dibantu!!" Stavy mulai emosi.

Irene sudah sibuk makan.

"Gak usah ngegas juga dong!!" kesal Keysa.

"LO YANG DARITADI NGEGAS!!" nyolot Stavy tak terima.

Irene tertawa melihat wajah memerah sahabatnya itu. "Sabar ... anak sabar disayang Irene."

Stavy langsung menepis tangan itu. "Jyjyq"

Irene malah tertawa, Keysa ikut tertawa.

"Jadi dibantu gak sih?!" kesal Stavy.

Keysa mengangguk, kembali serius lagi. "Gue janji bakal nonton Kak Galak latihan."

"Lah, masalahnya apa?"

"Masalahnya, Kayvi juga nyuruh gue buat nemenin dia latihan. Gue harus gimana?"

Stavy tampak berpikir. "Lo harus pilih salah satu."

Keysa beralih menatap Irene sekarang. Menunggu gadis itu minum dulu.

Irene menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"

Sangat polos.

Keysa mendengus kesal. "Bantuin gue!!"

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang