Cewek Gak Tau Diri.

252 39 10
                                    

"Kita jemput Cwen dulu ya."

Keysa hanya diam memandangi jalan.

Melihat reaksi itu, Albi menghela napasnya. "Ayolah Key, berhenti cuekin kakak."

Keysa mendengus kesal. "Terserah!!"

"Lihat kakak, Key."

Keysa tetap kekeuh memandangi jalan.

"Key!!"

"Apasih?!" Keysa melipat tangannya di depan dada, menatap lurus ke depan.

"Jangan seperti ini!!" geram Albi menahan kesal.

"Kak Albi yang buat Keysa kayak gini!! Kalau Kak Albi semalam pulang cepat Keysa gak mungkin marah!!"

"Ya ya, kakak tau kakak salah. Kakak minta maaf."

"Nanti juga diulangi lagi," sindir Keysa.

"Key, semalam kakak ada urusan. Gak bisa ditinggal."

"Urusan apa?! Cwen?! Cwen aja yang terus diurusin!!"

"Key!!"

Keysa mendengus kesal, kembali memandangi jalan.

"Oke, untuk seminggu ini aja. Izinin kakak pulang larut malam, oke? Hanya untuk seminggu."

"Gak usah pulang sekalian."

Albi menghela napasnya lagi. "Hanya untuk seminggu ini, Key."

"Terserah!!"

"Key ...."

"GUE BILANG TERSERAH!!"

Albi memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Menarik Keysa agar menghadapnya. Keysa memalingkan wajahnya, enggan menatap wajah memelas kakaknya itu.

"Kakak mohon, untuk kali ini aja, Key."

Keysa berdecak kesal menepis tangan itu. "Keysa perlu tau apa urusan apa yang sedang Kakak urus sampai pulang larut malam!!"

Albi kembali menjalankan mobilnya. "Kakak bakal urus ini sendiri, Key. Keysa gak perlu tau."

"Yaudah, seminggu ini jangan bicara sama Keysa!!"

"Kok gitu?!" tanya Albi protes.

"Itu terserah Kak Albi. Kalau Kak Albi tetap mau pulang larut, jangan bicara sama Keysa lagi."

Albi kembali memberhentikan mobilnya di depan sebuah apartemen. "Sebentar lagi Cwen datang, berhenti bersikap seperti ini dan cobalah untuk berteman dengan Cwen."

Keysa hanya diam memandangi jalan.

"Key."

Keysa berdecak kesal. "Iya!!"

Dua menit menunggu. Keysa bisa melihat kekasih kakaknya berjalan menghampiri mereka dengan senyum lebar. Ia mendelik tak suka. Moodnya semakin buruk saat Cwen sudah duduk bergabung dengan mereka.

"Pake seatbeltnya Cwen."

Cwen tersenyum memasang seatbeltnya. "Udah lama nunggunya?"

"Setahun yang lalu!!"

"Key," tegur Albi mendengar jawaban adiknya itu.

Keysa mendengus kesal. Kakaknya itu selalu saja membela kekasihnya. Cwen hanya bisa tersenyum melihat wajah masam Keysa samping.

Mobil mulai melaju lagi.

Hanya ada pembicaraan antara Albi dan Cwen di dalam mobil.

Keysa masih setia memandangi jalan. Gedung besar yang mereka lalui lebih menarik perhatiannya dibanding sepasang kekasih yang ikut berada di dalam mobil itu. Ia menurunkan kaca mobil, membiarkan angin masuk ke dalam mobil.

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang