Kak Albi.

230 47 15
                                    

Two weeks later.

Sekolah Galanegara terlihat ramai dipenuhi orangtua dan siswa/i. Hari ini adalah penerimaan laporan hasil pembelajaran semester Genap. Terlihat beberapa siswa/i yang sudah menerima laporan segera pulang dan ada pula yang masih berkumpul.

"Ma, pegangin," pinta Kayvi memberikan pialanya yang segera di terima. Ia merogoh kantong mengambil kunci motor. "Mommy pulang sendiri ya."

Ny. Febby yang awalnya sibuk dengan ponsel segera menatap putranya. "Kok gitu? Gak, gak, gak, kita pulang bareng!! Motor kamu tinggal, mommy telpon—"

"Kayvi ada urusan sama temen," sela Kayvi memelas.

"Terus ... terus aja urusin temen kamu. Keysanya kapan dicari?! Ini udah sebulan lebih Kayvi!!" geram Ny. Febby.

"Iya, Ma, pasti aku cari. Aku pergi dulu." Kayvi segera lari menyusuri koridor.

"Terus ini piala kamu gimana? mommy harus ke kantor dulu."

"Mommy bawa aja." Kayvi segera melesat pergi meninggalkan sang ibu di sekolah.

Sampai ditujuan, Kayvi langsung turun dari motor dan lari masuk ke dalam lift hotel yang langsung membawanya ke lantai tujuan. Ia memasukkan kunci ke dalam lubang pintu.

"Key." Kayvi masuk ke dalam, mengerut bingung menatap setiap sudut kamar hotel itu. Ia membuka sepatunya lalu melemparkannya asal. "Key," panggilnya lagi. 

Ceklek.

Kayvi tersenyum melihat Keysa keluar dari kamar mandi. Keningnya seketika mengerut melihat penampilan gadis itu. "Rapi banget, mau ke mana?"

"Ketemu Mommy," ucap Keysa berdiri di depan cermin lemari.

Kayvi mengangguk-angguk, lalu sedetik kemudian ia membelak. "KETEMU MOMMY?!" teriaknya penuh keterkejutan.

Keysa tertawa, berbalik menatap Kayvi dengan wajah pasti. "Gue kangen sama Mommy, gak bisa nahan lagi. Gue harus ketemu Mommy. Hari ini. Sekarang!!"

Kayvi langsung berlari memakai sepatunya lagi dengan semangat. Keysa menggeleng melihat tingkah laki-laki itu. Haruskah sesenang itu?

"Ayo, Key!!" seru Kayvi menjulurkan tangannya meraih tangan Keysa.

Keduanya melangkah turun dengan semangat menuju basement parkiran.

Keysa meremas tangan gugup saat motor sudah terparkir di depan sebuah gedung bertuliskan FEKEKA BOUTIQUE. Kayvi menggenggam tangan itu, mengangguk memberikan keyakinan. Ia menarik Keysa masuk yang semakin gugup dan gelisah.

"Selamat datang, Mas Kayvi. Selamat datang, Mbak."

Keysa menatap wanita yang memakai pakaian karyawan itu dengan tidak bersahabat.

"Karyawan baru, Key," tegur Kayvi. Ia tersenyum pada karyawan itu. "Ny. Febby sudah datang, Mbak?"

"Keysa?"

Keysa seketika menegang mendengar suara itu. Suara hells yang semakin mendekat membuat jantungnya bergemuruh. Ia keringat dingin.

Kayvi berbalik, menatap Ny. Febby dengan senyum lebar. "Ma, lihat siap yang—"

"Keysa. Kamu datang, Sayang!" Ny. Febby memeluk gadis yang sangat ia rindukan itu.

Keysa balas memeluk, matanya mulai berkaca-kaca merasakan pelukan itu begitu hangat mendekapnya. Ia rindu. "Mommy," lirihnya bergetar.

"Keysa ke mana aja? Mommy khawatir." Ny. Febby menarik diri, mengusap wajah Keysa dengan lembut. "Mommy senang Keysa datang, dalam keadaan baik," lirih wanita itu.

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang