@ey.ey.kayvi

320 40 28
                                    

"Akh, pelan-pelan woy!!" Kayvi merintih sakit pada tangannya.

Sekarang mereka sedang ada di rumah Keysa. Lebih tepatnya di kamar.

Sekolah belum pulang, Keysa dan Kayvi izin karena tidak ada yang ingin mereka lakukan lagi. Sementara Galava dan Albi ditunjuk sebagai panitia pertandingan.

Pertandingan persahabatan yang nyatanya malah membuat keributan.

"PELAN-PELAN!!" geram Kayvi menarik tangannya karena merasakan sakit lagi.

Karena ulah Niko yang mendorongnya saat ingin melempar bola membuat tangan Kayvi terluka hingga berdarah. Ia tak suka tubuhnya terluka seperti ini.

Keysa kembali menarik tangan sahabatnya itu. "Udah untung gue obatin!"

"Obatin apanya?! Yang ada tangan gue makin luka kalo lo tekan-tekan, pintar."

"Lo gak pernah denger teori orang sakit gigi?"

Kayvi mengerutkan keningnya. "Apa emang?"

"Kata orang kalau ada gigi lo yang sakit, harus ditekan-tekan," ucap Keysa sambil menekan luka itu.

Kayvi menggertak giginya menahan sakit. "Sakit Woy!!"

Keysa terus saja menekan lukanya tanpa perasaan. "Biar sakitnya gak terasa."

"Apaan kayak gitu?" kesal Kayvi menahan sakitnya.

"Iya, lo pasti gak pernah sakit gigi kan?"

"Nggak, gue rajin gosok gigi. Emang lo pernah?"

"Nggak."

Kayvi menatap dengan wajah datarnya. "Kalau lo gak pernah rasain, gimana lo mau buktiin kalau apa yang lo omongin itu bener?!"

"Kan judulnya kata orang bukan kata gue." ucap Keysa selesai mengoleskan Betadine.

"Jangan mudah percaya sama apa yang orang lain bilang Key, belum tentu bener."

"Gue gak percaya, gue cuma ngasih tau sama lo, lumayan nambahin isi otak lo."

"OTAK LO YANG PERLU DIISI!!" teriak Kayvi kesal.

Keysa tak acuh, bergerak menyimpan kotak obatnya ke dalam lemari. "Kay."

"Huh?"

"Gue pengen lihat lo jadi cewek lagi."

Kayvi menelan ludahnya mendengar perkataan itu. "Gue lagi sakit, Key," ucapnya memelas.

"Justru itu, Kay."

Kayvi menatap Keysa yang bergerak menuju meja rias. Gadis itu terlihat membawa semua alat make up nya dan naik lagi ke atas kasur. Duduk di depan Kayvi yang sudah sangat pasrah.

"Karena lo lagi sakit, gue yang bakal dandanin lo. Lo cuma perlu diem ditempat. Oke!"

Kayvi mengangguk pasrah. Percuma juga ia melarang Keysa, gadis itu punya beribu alasan agar keinginannya terpenuhi saat itu juga. Keysa mulai menghias wajah Kayvi yang hanya diam menatap wajah serius itu.

Jarang-jarang Keysa seserius ini mengerjakan sesuatu.

"Kay, kenapa lo harus jadi cowok sih?"

"Takdir gue."

"Coba aja lo cewek, udah gue ajak lo mandi bareng."

Kayvi menaikkan alis mendengar perkataan itu. "Emang lo mau mandi bareng sama gue?"

Keysa mengangguk. "Kalau ada lo, gue gak perlu capek-capek gosok badan gue."

"Maksud lo, lo nyuruh gue gosok badan lo gitu?!"

Fam(ily)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang