"MIAW!" Louis berteriak kesakitan ketika Yangyang akan membersihkan luka nya.
Kucing itu kini berada di pangkuan Ten yang berusaha menenangkannya agar tidak mencakar lengan Yangyang.
"Buruan yang!" Bentak Xiaojun yang gemas melihat Yangyang hanya memaju-mundurkan tangannya.
"Takut ge, nanti kalau kena cakar gimana?" Balas Yangyang sambil memasang wajah memelas.
Ten pun merebut kapas di tangan Yangyang lalu mulai membersihkan luka Louis walaupun beberapa kali Louis mencakar tangannya.
Yangyang dan Xiaojun yang melihat hal itu hanya bisa mengerenyitkan dahi nya dan merasa ngeri dengan keganasan Louis.
Setelah melewati berbagai macam rintangan, Ten pun berhasil mengobati luka Louis dan menurunkannya ke lantai.
Louis tampak agak pincang saat berjalan sehingga membuat mereka bertiga menatapnya khawatir.
"Kucing nakal, suruh siapa lompat keluar." Runtuk Xiaojun sambil menatap tajam ke arah Louis.
Aneh nya Louis tiba-tiba menolehkan kepala lalu menggeram kepada Xiaojun seakan-akan mengajaknya berkelahi.
Xiaojun yang ketakutan langsung berlari ke lantai dua sedangkan Ten hanya tersenyum melihatnya.
"Louis dulu nya pernah dilatih ya sama yang punya pet shop?" Tanya Yangyang namun Ten menggeleng tanda tidak tau.
Pandangan Yangyang beralih ke punggung tangan Ten, dia melihat banyak luka goresan disana hingga tampak mengeluarkan darah berwarna merah.
Tapi Yangyang tidak memberitahu Ten dan memilih untuk diam. Lalu Ten memutuskan untuk mandi dan meninggalkan Yangyang berdua bersama Louis di lantai 1.
Louis duduk tak jauh dari Yangyang, posisi mereka berdua pun saling berhadapan. Bahkan kini Yangyang dan Louis bertukar pandang.
"Liatin apa Louis?" Tanya Yangyang lembut.
Kemudian Louis berlari ke arah kamar mandi yang ada di lantai 1, mata Yangyang mengikuti arah pergi nya Louis.
Dia bisa melihat bayangan Louis yang dihasilkan dari pantulan lampu di dalam kamar mandi.
Awalnya bayangan itu masih tampak seperti seekor kucing, namun samar-samar mulai berubah bentuk menjadi sesuatu yang lebih besar.
Yangyang menyipitkan mata lalu perlahan merubah posisi duduknya. Tak lama ada sebuah kaki yang keluar dari kamar mandi tersebut.
Tangan Yangyang refleks menutup mulut nya, dia berdiri dengan kedua kaki lalu melangkah mundur.
Selanjutnya dari kamar mandi tersebut keluarlah gadis yang diusir oleh manager mereka tadi pagi.
Penampilan nya masih sama, gaun putih selutut, rambut hitam, dan pupil biru tua.
Namun di kedua lututnya ada bekas luka dan seperti baru saja diobati.
Tubuh Yangyang seketika menjadi lemas hingga ambruk ke lantai, pandangannya berubah menjadi buram lalu tak lama Yangyang kehilangan kesadaran.
Si gadis yang keluar dari kamar mandi tersebut berdiri di depan pintu nya sambil menatap bingung ke arah Yangyang.
Lalu perlahan dia mendekati Yangyang dan berjongkok di samping tubuhnya. Mata si gadis menatap lekat ke arah wajah Yangyang, lalu dia menekan pipi nya dengan satu jari namun pemuda itu tak kunjung sadar.
Tiba-tiba terdengar suara langkah dari tangga, gadis itu menolehkan kepala nya ke sumber suara tersebut.
Tampak sepasang kaki sedang menuruni tangga, ternyata itu adalah Xiaojun yang berniat mengambil gitar kesayangannya di sofa ruang kumpul.