Dua hari kemudian, Tern benar-benar datang ke Korea seperti yang diceritakan oleh Ten sebelumnya.
Wanita itu sudah mendengar kabar bahwa Louis mati dari internet, sedangkan kakaknya sama sekali tidak memberitahu dirinya akan hal itu.
Tentu saja Tern menjadi sangat marah dan memutuskan untuk segera pergi ke rumah WayV yang ada di Korea tanpa memberitahu Ten terlebih dahulu.
Sayangnya ketika Tern sampai, di rumah tersebut tidak ada siapapun dan bahkan pintunya terkunci.
Tern ingin mengumpat kepada kakaknya, tapi jika dipikir lagi itu bukanlah kesalahan sang kakak. Justru kesalahan dirinya karena tidak mengabari.
Akhirnya Tern menelepon Ten dan menyuruhnya untuk segera pulang.
Setelah itu Tern duduk di teras sambil memeluk kedua lututnya, tiba-tiba dia merasa sangat sedih dan tidak percaya bahwa Lala sudah mati.
Sahabat satu malamnya itu memiliki banyak nyawa, Tern yakin Lala tidak seceroboh itu untuk menggunakan nyawanya.
Pasti Lala hanya pergi ke tempat lain, bukan ke dunia lain. Pikir Tern seperti itu.
Di sisi lain, Lala sedang duduk manis di bangku taman yang masih sama seperti kemarin. Selimut Winnie the Pooh milik Xiaojun dia lipat rapih lalu disimpan di pangkuannya.
Orang-orang yang berlalu-lalang di taman tidak mencurigai dirinya karena penampilannya yang bisa dibilang cukup normal.
Lala menoleh kesana kemari dan sesekali dia mengendus-endus bau disekitarnya. Tidak ada satu bau pun yang Lala kenal, artinya di daerah itu tidak ada orang yang pernah tinggal satu lingkungan dengan Lala sebelumnya.
Beberapa menit kemudian, tercium satu bau yang lumayan Lala ingat. Ini seseorang yang pernah Lala temui namun hanya sebentar.
Insting Lala menebak pemilik bau ini kemungkinan adalah Renjun atau Chenle.
Tapi jika itu benar, sedang apa mereka berdua disini?
Semakin lama, bau itu terasa semakin dekat dan membuat ingatan Lala mulai berpacu.
Lala berusaha berkonsentrasi dan menutup kedua matanya. Dia terus mengingat-ingat hingga akhirnya sadar siapa pemilik bau ini.
Kepalanya menoleh ke sebelah kiri dan ternyata telah ada seorang pemuda yang berdiri disampingnya sambil memberikan tatapan bingung.
"Keponakannya Win ge?" Tanya Renjun sambil menunjuk ke arah Lala.
"Siapa keponakannya?" Lala malah bertanya balik.
"Elo." Renjun menjawab dengan nada yang ditekan.
Lalu Lala sadar bahwa dirinya memang dikenal sebagai keponakan Winwin di negara ini.