Dari ketujuh pemuda itu hanya Winwin seorang yang berhasil menemukan Lala diantara kerumunan orang-orang tersebut.
Dia ingin berjalan melawan arah, tapi para staff mendorongnya untuk terus jalan memasuki area dalam bandara.
Tatapan Winwin masih setia mengarah kepada Lala yang kini wujudnya semakin menghilang diantara kerumunan itu.
Dikepung dari berbagai arah dan ditambah suara jepretan foto disekitarnya membuat Winwin merasa sangat frustasi dan ingin sekali membubarkan mereka semua lalu berlari menghampiri Lala.
Tubuh Winwin hampir terjatuh karena terkejut saat ada lampu flash kamera yang menyala tepat di depan matanya. Untung saja salah seorang staff menahan punggung Winwin lalu menyuruhnya untuk berjalan lebih cepat.
Saat para anggota WayV berhasil keluar dari kerumunan tersebut, Winwin segera memberitahu teman-temannya yang lain bahwa dirinya melihat Lala disana.
"Kalian tadi denger teriakannya Lala gak sih?" Tanya Winwin yang sudah tampak sangat lelah.
"Gua denger sekilas, kayanya cuman halusinasi doang." Jawab Lucas enteng sehingga membuat Winwin menggelengkan kepalanya.
"Gak mungkin Lala ke sini ge, buat jalan aja dia gak kuat." Kata Yangyang berusaha meyakinkan kakaknya bahwa itu hanyalah halusinasi.
Padahal sebenarnya Lala berada dibelakang orang-orang yang sedang melihat WayV dari balik dinding kaca.
Dia melompat-lompat sambil melambaikan tangan berharap ketujuh pemuda itu menyadari kehadirannya.
Tapi ternyata semua itu percuma, karena kini mereka semua terus berjalan memasuki area penumpang hingga menghilang dari pandangan matanya.
Perlahan orang-orang itu membubarkan diri dan hanya menyisakan Lala seorang. Seluruh tubuhnya terasa lemas dan kini dia tidak memiliki siapa-siapa di negara tersebut.
Tidak ada cara untuk kembali ke Korea kecuali jika dirinya nekat menyusup masuk ke bagasi pesawat. Tapi resikonya pun sangat besar, dia bisa saja mati kedinginan saat diperjalanan.
Namun semangat Lala untuk menemui ketujuh temannya itu sangatlah membara sehingga dia pun berpikir untuk melakukan hal beresiko tersebut.
"Gak apa-apa, Louis masih punya dua nyawa!" Ucapnya dengan yakin.
Dia segera mencari tempat sepi dan merubah dirinya menjadi Louis. Lalu kucing itu mulai berlari dengan cara mengendap-endap ke sudut yang sulit dilihat oleh manusia.
Untuk memasuki area penumpang, Louis hanya membutuhkan waktu lima menit saja. Dan saat akan memasuki area tersebut lebih dalam, dia agak kesulitan karena tidak banyak tempat yang bisa dipakainya untuk bersembunyi.
Namun dengan segala usaha dan kecerdikan otaknya, Louis pun berhasil menyusup ke dalam bagasi pesawat dan duduk diantara koper-koper penumpang.
Dia mengendus-endus udara untuk mencari koper milik para anggota WayV. Setelah menemukannya, Louis duduk di dekat koper-koper itu agar merasa sedikit aman selama diperjalanan.
Pesawat mulai naik dan suhu pun semakin menurun, Louis mulai merasakan dingin yang menembus kulitnya. Satu jam kemudian, Louis merasa seluruh inderanya menjadi mati rasa.
Bahkan kini detak jantungnya melemah dan oksigen seakan-akan semakin menipis sehingga membuat tenggorokannya tercekik.
Louis mencoba untuk tenang dan tidak panik, tapi jiwa kehewanannya tiba-tiba muncul sehingga dia hanya bisa mengandalkan insting bukannya akal.
Hal itu membuatnya semakin sekarat dan mulai melemah, dia merasa satu nyawanya akan menghilang lagi.
Benar saja, beberapa menit kemudian Louis menghembuskan nafas terakhirnya. Namun lagi-lagi kondisinya perlahan pulih walaupun tidak secepat biasanya.