70 - Lala Tertidur

13.3K 2.2K 562
                                    

It's hard to say goodbye —Yangyang | Only Human








"Wey, mau kemana?" Pertanyaan Ten menghentikan langkah Xiaojun menuju pintu rumah.

Hari ini adalah hari dimana Yangyang akan menemui Lala di taman, oleh karenanya Xiaojun bergegas untuk pergi kesana sebelum Yangyang tiba menemui Lala.

Dia telah mengecek pesawat yang ditumpangi Yangyang, masih dua jam lagi sebelum adiknya itu sampai di Korea. Tapi Xiaojun merasa tetap harus bergegas dan tidak boleh membuang-buang waktunya.

"Ditanya kok diem." Sindir Ten yang sedang memegang segelas air putih. Xiaojun menghela nafasnya dan memilih untuk melanjutkan langkah kakinya menuju pintu.

Ten terus menatapnya hingga wujudnya menghilang dari balik pintu. Dia menaikkan kedua bahu sambil memasang wajah tidak peduli.

Seharusnya waktu itu Ten menghentikan Xiaojun dan melarangnya untuk pergi.








Xiaojun menaiki sebuah taksi dan berkata kepada si supir untuk mengantarkan dirinya ke taman kota.

Lampu-lampu jalanan dan cahaya yang berasal dari dalam gedung membuat suasana malam menjadi lebih terasa, suara mesin mobil di luar sana terdengar hingga ke dalam karena saat itu adalah waktu pulang kerja sehingga jalanan tampak lebih ramai daripada biasanya.

Xiaojun memandang ke arah pemandangan di luar dengan sorot matanya yang terlihat hangat.

Setiap kenangan yang dia lewati bersama Lala dari awal bertemu hingga hari ini kembali terputar di pikirannya bagaikan potongan-potongan film.

Jari-jari Xiaojun menyentuh bekas cakaran di punggung tangannya perlahan sambil membayangkan wajah gadis lugu itu.

Tak lama lagi, dia tidak akan pernah bisa melihatnya. Tapi Xiaojun bersyukur karena ada kenang-kenangan yang diberikan oleh Lala walaupun berupa rasa sakit bagi dirinya.








Kun berdiri menghadap ke jendela yang ada di kamar, dia memandangi langit yang terlihat lebih damai malam itu.

Walaupun tidak ada satu pun bintang dan bulan juga tidak muncul disana, tapi entah kenapa rasanya masih saja indah.

Dengan melihat langit, Kun seolah-olah sedang memandang Lala. Senyumannya yang manis selalu membuat Kun menjadi lupa diri dan tidak bisa mengendalikan tubuhnya.

Kun menyesal karena tidak menerima Lala sebagai pacarnya ketika gadis itu dengan tiba-tiba mengajaknya berpacaran karena Kun telah mencium bibir mungil miliknya.

Muncul seulas senyuman manis disertai rona merah di pipi Kun ketika mengingat saat-saat itu.

"Lala, semoga kamu bahagia disana."








Ten masih bersandar di laci-laci dapur, dia menggoyang-goyangkan gelasnya dan tatapan matanya tampak kosong ke arah bawah.

Entah kenapa dia tiba-tiba sangat merindukan Lala dan ingin menemuinya, bahkan Ten ingin mengajak gadis itu ke kampung halamannya lagi.

Dia dan Tern belum sempat mengajak Lala ke taman bermain karena telepon mendadak dari Xiaojun sehingga membuat mereka berdua terpaksa kembali ke China.

Pretty Cat | WAYV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang