"LALA?!"
"CHENLE?!" Gadis itu malah ikut-ikutan berteriak memanggil nama Chenle.
"MUNCUL DARIMANA SIH?!" Chenle gemas dan masih penasaran dengan kedatangan Lala yang tiba-tiba itu.
"Kan Lala udah bilang, Chenle yang bawa Lala ke rumah ini." Lala menjelaskan dengan ekspresi wajah malas.
"Chenle gak pernah bawa Lala ke sini!" Bantah Chenle sambil menjauhkan tubuhnya dari Lala.
Lala menghembuskan nafas dan menampilkan wajah sok seriusnya. "Gini ya Chenle, Lala itu sebenernya kucing yang punya nama Louis. Chenle ngiranya Louis udah mati kan? Engga kok, Louis belum mati. Ini buktinya aku masih berdiri disini." Lala merentangkan kedua tangannya ke samping.
Chenle malah memberinya tatapan aneh dan tetap tidak mau percaya dengan semua yang diucapkan oleh Lala.
Lala memutar kedua matanya dan kehabisan kata-kata untuk kembali meyakinkan Chenle bahwa dirinya adalah seekor kucing.
"Yaudah, Chenle gak usah percaya aja!" Lala melipat kedua tangannya lalu memalingkan wajah dari Chenle.
"Chenle emang gak pernah mau percaya kok." Balas Chenle dan Lala segera memberinya tatapan tajam sehingga membuat pemuda itu ketakutan.
"Eh, iya deh iya. Chenle percaya." Dia terpaksa mempercayai penjelasan Lala tadi karena bulu kuduknya tiba-tiba berdiri saat ditatap galak oleh Lala.
Kemudian, gadis itu mulai menceritakan awal mula pertemuannya dengan para anggota WayV hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi dan menunggu ajal menjemput.
Chenle tampak tidak senang ketika mendengar bahwa Lala akan segera meninggalkan dunia ini selama-lamanya.
"Pasti ada cara buat kembaliin semua nyawa itu." Kata Chenle dengan nada serius.
Lala tampak berpikir, tapi sedetik kemudian dia menggelengkan kepala. "Kalau Lala minta nyawa itu balik lagi, berarti Ten, Winwin, Lucas, Hendery, Xiaojun, sama Yangyang harus rela nyawanya diambil."
Chenle melebarkan matanya. "Heh! Jadi maksudnya mereka yang bakal meninggal?!"
Lala mengangguk dan tentu saja dia tidak ingin itu terjadi. Chenle memberi tatapan sedih ke arah Lala dan dia merasa sangat bersimpati kepadanya.
"Lala rela kok mati asalkan mereka semua masih hidup di dunia ini dan bahagia terus sampai tua nanti, yah walaupun gak sama Lala." Ucapnya pasrah.
"Tapi mereka yang gak rela." Perkataan Chenle membuat Lala menoleh kearahnya.
"Gege pasti sedih liat Lala mati." Lanjut Chenle dan membuat Lala menunduk untuk menyembunyikan air matanya yang hampir keluar.
"La, Chenle yakin kamu gak akan mati gitu aja. Setelah kematian itu pasti kamu bakal hidup lagi dengan wujud lain, mungkin aja sama wujud manusia yang kaya gini." Jelas Chenle dengan penuh keyakinan.
"Gak tau deh, reinkarnasi kayanya gak berlaku buat seekor kucing."
Bahu Chenle menurun dan dia merasa sangat putus asa, gadis disebelahnya ini terlalu indah untuk pergi begitu cepat. Chenle ingin dia terus hidup menjalani tahun demi tahun bersama dirinya dan para anggota WayV.
Tak terasa malam pun tiba, Chenle dan Lala memutuskan untuk tidur di satu kasur yang sama dengan memberi batas menggunakan guling.
Sebelum tidur, Lala berkata kepada Chenle, "Le, jangan kasih tau mereka bertujuh kalau Lala ada disini ya."
Chenle diam sebentar, lalu dia pun mengangguk. Padahal sebenarnya Chenle sudah memberitahu Kun bahwa Lala ada disini.