"Bella, Kok sendirian?" Lucas tampak kebingungan karena ketika dirinya sampai rumah, disana tidak ada tanda-tanda kehadiran Hendery dan Louis.
Lucas kembali menyusuri setiap ruangan namun dua makhluk hidup itu tetap tidak terlihat.
Ketika Lucas kembali ke lantai satu, ternyata Hendery baru memasuki rumah dan wajahnya tampak sangat berantakan.
Matanya sembap, rambutnya sudah tidak berbentuk, dan tangannya tampak sangat pucat.
Lucas menatap khawatir kepada temannya itu, lalu dia menyuruh Hendery untuk duduk dahulu di sofa selagi dia membuat teh hangat untuknya.
Ketika Hendery meneguk teh tersebut hingga habis tak bersisa, Lucas duduk di lantai sambil menatapnya dan menopang dagu dengan tangan kanannya.
Dia penasaran dan ingin bertanya kepada Hendery kenapa kondisinya tiba-tiba menjadi begitu menyedihkan.
Tapi beberapa menit kemudian belum ada pertanyaan yang diucapkan oleh Lucas.
Pemuda itu ragu dan memilih untuk menunggu keadaan Hendery membaik terlebih dahulu.
Belum sempat Lucas bertanya, kelima anggota yang lain sampai ke rumah dan membuat suasana menjadi lebih gaduh.
"LALAAA! AKU BAWA SARDEN!" Teriak Ten sambil mengangkat sebuah kresek putih di tangannya.
Wajah Ten tampak begitu bahagia, dia terus-menerus memanggil Lala dan membuat Hendery merasa semakin bersalah.
"Louis!" Karena tidak mendapat jawaban dari Lala, akhirnya Ten mencoba untuk memanggilnya dengan nama Louis.
Tapi tetap saja tidak ada jawaban dari kucing itu.
Winwin menyadari bahwa Ten tidak bisa menemukan Lala. Dia ikut khawatir dan mulai membantu Ten untuk mencarinya.
Lama-kelamaan anggota yang lain pun ikut mencari, kecuali Hendery yang masih tampak linglung.
Beberapa kali mata Hendery melirik ke arah Xiaojun yang pura-pura tidak tau bahwa Lala dibuang atas suruhannya.
Xiaojun tampak fokus mencari Lala dan menghiraukan tatapan tajam dari Hendery.
"Bentar, tadi Hendery ijin pulang duluan kan? Trus Lucas nyusul?" Tanya Kun untuk memastikan.
Lucas mengangguk sedangkan Hendery hanya diam dan menatap kosong ke arah lantai.
"Der." Panggil Ten sambil mendorong bahu Hendery pelan.
Hendery tetap tidak bergeming padahal semua orang sedang menatapnya.
Kun dan Ten saling bertatapan bingung. Akhirnya Kun memutuskan untuk mengintrogasi Hendery karena merasa malam itu adiknya terlihat sangat aneh.
"Kenapa kaya yang galau gitu?" Kun bertanya dengan nada lembut.
Hendery malah meneteskan air matanya, dia menangis dalam diam dan tidak mengeluarkan suara sama sekali.
Tentu saja hal tersebut semakin membuat mereka semua menjadi lebih kebingungan. Hendery tidak biasanya seperti itu.
"Kenapa nangis? Jangan-jangan ini tentang Lala?" Tebak Kun dan membuat Hendery semakin menangis hingga menutup mukanya dengan telapak tangan sebelah kanan.
Kelima pemuda yang lainnya ikut memasang wajah khawatir karena setelah Kun bertanya tentang Lala, Hendery tampak semakin sedih.
"Lala..." Gumam Hendery sambil terisak.
Kemudian dia menatap sekilas ke arah Xiaojun, tapi hal itu tidak membuat yang lainnya mencurigai Xiaojun.
"Lala hilang, atau lebih tepatnya Louis hilang." Lanjut Hendery hingga membuat mereka semua shock, termasuk Xiaojun.