Setelah kepergian Ten, Lala, dan Winwin, rumah itu menjadi lebih sepi daripada biasanya.
Kun banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar, Lucas sering bermain dengan Bella, Xiaojun menulis lagu sambil memetik gitarnya, sedangkan Yangyang selalu mengganggu kegiatan kakak-kakaknya itu.
Hingga tiba-tiba Hendery pamit keluar tapi tidak memberitahu akan pergi kemana.
Sampai malam Hendery belum juga kembali ke rumah, Kun mengira adiknya itu mungkin pulang ke rumah orangtuanya.
Tapi keesokan paginya ketika Kun menghubungi orang tua Hendery, mereka berkata bahwa Hendery tidak berada disana.
Kun dengan yang lainnya berusaha mencari keberadaan Hendery, tapi belum juga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Mereka hampir putus asa sehingga akhirnya memilih untuk memberitahu Ten.
Awalnya Kun yang menghubungi Ten, tapi dia menolak panggilan Kun tersebut.
"Udah gua duga sih si Ten pasti nolak, coba Xiaojun yang telpon." Suruh Kun.
Xiaojun pun menelepon Ten dan langsung diangkat olehnya.
"Dijawab." Bisik Xiaojun.
"Nyalain loud speaker nya." Lucas ikut berbisik.
"Bilang ke si Ten, pulang kesini cepetan." Kata Kun dengan suara pelan.
Xiaojun menuruti perkataan kakaknya itu. "Ge, pulang sekarang."
"Manager yang suruh?"
Xiaojun menatap ke arah Kun seperti meminta jawaban darinya. Kun pun menggelengkan kepalanya.
"Bukan, justru kita gak mau manager tau."
"Pasti ada yang gak beres nih."
Lucas tampak terkejut. "Wih bener!" Bisiknya kegirangan.
Xiaojun menjawab tebakan Ten itu dengan singkat. "Iya ge."
"Apaan tuh?"
"Hendery."
Tiba-tiba terdengar suara keributan dari ujung sana. Lalu ada suara Lala yang terdengar sangat jelas.
"Hendery kenapa?"
Mereka berempat maupun Ten sama-sama terdiam.
"Hendery kenapa?!"
Mendengar bentakan Lala itu membuat keempat pemuda tersebut menahan nafasnya dan merasa sangat tegang.
"Jun, jelasin cepetan." Kun berbisik lagi.
"Hendery pergi dari rumah sejak kemarin pagi, kita berusaha ngekontak keluarganya tapi mereka juga gak tau dia ada dimana."
Setelah Xiaojun menjelaskan hal itu, terdengar suara tangisan seorang perempuan darisana.
"Lala nangis." Ucap Yangyang sambil memasang wajah iba nya.
"Gua bakal pulang." Kata Ten.
"Bahaya kalau siang, mending ambil jadwal yang malam." Saran dari Kun namun itu membuat tangisan Lala menjadi lebih kencang.
"Lala pingin pulang sekarang." Ucap Ten lagi.
"Kalau ada fans yang liat gimana?" Kun masih mengkhawatirkannya.
"Tenang, gua punya bodyguard disini."
Keempat pemuda itu saling bertatapan bingung.
"Siapa ge?" Tanya Lucas.