Semalaman Lala mengetuk-ngetuk pintu rumah WayV namun tak ada seorangpun yang membukakan pintu untuknya. Kini gadis itu terduduk di teras sambil bersandar ke pintu tersebut.
Sesekali tangannya mengetuk pelan pintu rumah dan memanggil nama ketujuh anggota WayV.
Ketika matahari mulai menampakkan sinarnya, datanglah seorang pria yang langsung menghampiri Lala. Dia menatap curiga ke arah gadis bergaun putih tersebut.
"Maaf, mbak mau ke siapa ya?" Tanya si pria.
"Lala mau ketemu sama Kun, Ten, Winwin, Lucas, Xiaojun, Hendery, dan Yangyang." Jawabnya sambil masih terduduk di teras.
Pria itu segera mengambil handphonenya dan menelepon seseorang yang Lala tidak ketahui.
"Ge, ini ada cewek di pintu rumah anak-anak. Dari penampilannya dia bukan kaya sasaeng, coba tanya ke anak-anak ada teman atau keluarganya yang pergi ke rumah gak?"
Setelah itu terdengar suara ribut dari ujung telepon.
"Namanya siapa?" Tanyanya.
Si pria pun bertanya kepada Lala. "Mbak namanya siapa?"
Dengan menatapnya polos, Lala pun menjawab. "Kata Yangyang nama aku tu Lala."
"Lala ge." Lapor si pria kepada temannya yang ada ditelepon. "Coba tanya Yangyang, soalnya tadi dia sebut namanya."
Teman pria tersebut terdengar memanggil Yangyang.
"Temen kamu yang namanya Lala datang ke rumah ya?"
Jawaban Yangyang tidak bisa Lala dengar dengan jelas.
"Katanya itu keponakan Winwin, tolong anterin dia ke Korea." Dengan mudahnya teman si pria menyuruh.
"Berarti dia harus punya paspor sama visa dong?"
"Iyalah, bikin paspor sementara dulu aja."
Akhirnya Lala menyusul anggota WayV ke Korea dengan diantar oleh si pria yang menemukannya tadi pagi. Butuh waktu yang sangat lama untuk mengurus surat-surat keberangkatan Lala karena dirinya sama sekali tidak memiliki kartu identitas.
Dengan sedikit berbohong, si pria berkata bahwa Lala masih dibawah umur dan belum memiliki kartu tanda penduduk.
Ketika pukul delapan malam, Lala baru berangkat dari China ke Korea. Sekitar dua jam kemudian, Lala turun dari pesawat bersama si pria.
Gadis itu tidak membawa apapun selain baju yang dia pakai dan sepatu pink yang dibelikan Lucas.
Hanya sepatu dan gelang merah muda yang masih menempel di tubuh Lala, sisanya menghilang ntah kemana.
Ini adalah pertama kalinya bagi Lala melihat sebuah bandara. Saking luasnya membuat Lala terus-menerus menatap sekeliling dengan kagum.
Jika saja si pria tidak menarik tangannya, pasti Lala sudah terpisah dan tersesat di bangunan luas tersebut.
Lala menaiki sebuah mobil van berwarna hitam. Tidak ada seorangpun di dalam sana, hanya ada seorang supir saja.
Matanya masih terus terkagum-kagum melihat pemandangan kota Seoul yang begitu indah dan dipenuhi berbagai lampu.
Lala ingin sekali turun dari mobil dan berjalan menyusuri setiap gang di kota tersebut.
Setelah dua puluh menit perjalanan, Lala sampai di sebuah rumah yang berada di salah satu gang.
Pria itu turun dari mobil dan Lala mengikutinya. Lalu si pria membuka pintu gerbang kemudian masuk ke dalam area rumah dengan Lala yang masih setia berada dibelakangnya.