Kelima pemuda di ruang kumpul itu hanya duduk di sofa tanpa melakukan apapun selain diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Ten menatap teman-temannya satu persatu, dia ingin berbincang dengan mereka tentang kondisi Lala yang sepertinya sudah sangat parah.
Namun suasana saat itu membuatnya berpikir berulang kali. Dia takut merusak mood hati mereka yang sedari awal sudah sangat mengkhawatirkan Lala.
"Yangyang pasti lagi sama Lala." Ucap Hendery memecah keheningan di ruangan itu. Wajahnya tampak murung dan jari tangannya sibuk memainkan tali celana.
"Ini cuman perasaan gua atau emang Lala itu suka sama Yangyang?" Lucas bertanya-tanya.
Kun menunjukkan wajah tidak setujunya dan membuat Ten menatapnya curiga.
"Menurut gua, Lala emang suka sama Yangyang." Winwin menjawab pertanyaan Lucas itu.
"Gak mungkin lah." Tapi Kun membantahnya dan membuat suasana menjadi lebih menegangkan.
"Mungkin aja ge." Kata Xiaojun yang langsung diangguki oleh Winwin.
Hanya Hendery seoranglah yang mengetahui bahwa Lala memang menyukai Yangyang karena curhatan gadis itu kepadanya sewaktu di rumah sakit.
Tapi Hendery tidak memberitahu mereka semua tentang curhatan Lala tersebut, dia ingin menyimpannya sendiri karena takut dituduh kompor terutama oleh Kun.
"Emangnya ada bukti kalau Lala suka sama Yangyang?" Kun menantang.
"Akhir-akhir ini gua liat perlakuan Lala ke Yangyang kaya yang lebih istimewa aja gitu." Lucas mengatakan pendapatnya.
"Kalau ke Kun ge, Lala itu kaya nganggep kakak. Ke Ten ge, Lala sukanya manja-manja kaya kucing normal, sedangkan ke Win ge lebih kaya nganggep saudara. Nah kalau ke gua, Lucas, dan Xiaojun tuh lebih kaya nganggep temen atau sahabat." Jelas Hendery dengan sangat rinci.
"Jadi kalau Lala ke Yangyang nganggepnya pacar?" Tanya Xiaojun sambil menaikkan satu alisnya.
Hendery mengangguk dan membuat yang lainnya menyenderkan punggung ke sandaran sofa.
"Padahal Lala pernah bilang mau nikah sama gua." Oceh Ten dengan pandangan kosong.
Selanjutnya mereka kembali terdiam hingga tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibuka.
Semua mata tertuju pada Yangyang, pemuda itu membuka pintu dan keluar dari kamar dengan langkah lunglai. Matanya tampak sangat sembap dan semangat dalam dirinya seperti menghilang.
"Lala tidur?" Tanya Winwin dan Yangyang pun mengangguk dengan ekspresi yang tampak mencurigakan.
Adik terkecilnya itu duduk di sebelah Lucas dan menatap keenam kakaknya dengan mata yang sembap.
"Lo nangis?" Lucas mengerenyitkan dahinya.
Yangyang tidak menjawab dan malah memaksakan seulas senyuman.
"Lala baik-baik aja kan?" Hendery menatapnya khawatir.
"Gua gak bisa bilang kalau Lala baik-baik aja." Jawab Yangyang dan semakin membuat kakak-kakaknya panik.
Xiaojun bangkit dari duduknya dan menghampiri Yangyang lalu menarik kerah baju adiknya itu.
Lucas segera memisahkan Yangyang dan Xiaojun dengan dibantu oleh Hendery.
Tatapan mata Xiaojun tampak sangat menusuk dan juga dingin. Wajahnya memerah dan tangannya mengepal.
"Gua tau ada yang gak beres sama Lala!" Teriak Xiaojun hingga urat lehernya terlihat.